Guru Menjadi "dalang" Makar, Tetapi Tidak Kena Sanksi: Ada Apa di Manajerial HRD SMK Sumbangsih Jakarta?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 September 2025 15:13 WIB
Ilustrasi - Makar (Foto: Istimewa)
Ilustrasi - Makar (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Kejadian pelengseran kepala sekolah di SMK Sumbangsih Jakarta, itu terjadi sudah tiga tahun yang lalu, pada tahun ajaran 2022/2023 di era kepemimpinan sdr Heru .

Baru akhir-akhir ini keterlibatan seorang guru bernama sdr Rojali (Ali), jelas banget terlibat sebagai "dalang", provokator, penghasut kepada para siswa terutama anggota OSIS manakala saat itu ketuanya sdr Basil. Sangat jelas sdr Ali dalam bukti Screenshot WA dari salah satu murid yang ikut demo, komunikasi antara sdr Ali dengan sdr Basil (ketua OSIS)  sangat jelas fakta terbaca, bukti ada di redaksi, saya yang pegang), dan sudah saya share juga ke salah satu pembina yayasan YPS ( Yayasan Perguruan Sumbangsih Jakarta), Ketua Yayasan dan direktur Dikdasmen), sebagai data bukti nyata, bukan hoaks.

Meski pun kasus " Makar" ini baru terkuak setelah tiga tahun kejadian, namun sebaiknya Manajerial HRD SMK Sumbangsih Jakarta harus bertindak tegas. Jelas-jelas sdr Rojali (Ali) melakukan pelanggaran etika guru cukup berat, tetapi hingga saat ini masih dibiarkan tidak ada sanksi. Ada apa dibalik ini ? Ada " beking" dari orang internal ? Atau memang ada "konspirasi politis" dalam melengserkan kepsek sdr Heru saat itu ?

Andai kasus ini ada pembiaran dari pihak Manajerial HRD SMK Sumbangsih Jakarta, justru ke depan akan menjadi " bumerang " menjatuhkan dan mengkhianati marwah nilai-nilai pendidikan di sekolah tersebut, juga akan mencoreng nama harum YPS itu sendiri ke masyarakat luas. Saya kira ini menjadi pemikiran dan keputusan yang sangat serius untuk menjatuhkan sanksi optimal kepada guru sdr Rojali (Ali). Nilai sanksi bukan sekedar SP 1,2, atau 3, ini sudah pantas ke arah pemecatan.

Andai ada yg mengatakan bukti screenshot ini adalah hoax atau palsu ? Itu pasti yg mengatakan adalah "komplotannya" Ali. Saya sangat yakin. Saya berani pertaruhkan jabatan saya sebagai Pemred kalau bukti screenshot tersebut palsu. Saya jamin asli Bu. Masa iya sih , saya jadi wartawan sejak tahun 1989 hingga sekarang, hanya sebagai  tukang nyebar hoaks ?

Kalau pun kepsek diganti, guru manajeman diganti, saya hanya mengucap syukur saja. Saya tidak berambisi comback jadi guru SMK Sumbangsih lagi. Nggak akan. Saya hanya prihatin SMK Sumbangsih dipimpin oleh orang orang yg nggak punya adab. Prihatin.

Saya sebagai mantan guru produktif di SMK Sumbangsih, sangat percaya bahwa : Kebenaran memang bisa disalahkan, tetapi kebenaran tidak bisa dikalahkan. Kebenaran akan menang, hanya masalah waktu saja. Hukum alam semesta akan ikut bertindak. Orang Jawa bilang:" Becik ketitik olo ketoro". Biasanya orang baik akan berkumpul dengan orang baik, orang jahat akan berkumpul dengan orang jahat. 

Sungguh Sangat memprihatinkan manakala, di lembaga pendidikan yg masih prestisius  kok ada guru yang nggak punya adab ?, adab lebih penting dari hanya sekedar pintar. Untuk apa guru pintar tapi nggak punya adab ?

[Mantan Guru Produktif SMK Sumbangsih Jakarta/Wartawan Senior]

Topik:

Makar