Data Statista: Indonesia Urutan Kedua Negara Paling Banyak Dilanda Gempa

Aswan LA
Aswan LA
Diperbarui 5 Januari 2024 05:30 WIB
Kondisi salah satu rumah yang mengalami kerusakan cukup parah pascagempa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (1/1) (Foto: MI/Ant)
Kondisi salah satu rumah yang mengalami kerusakan cukup parah pascagempa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (1/1) (Foto: MI/Ant)

Jakarta, MI - Data Statista menyebut Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara paling banyak dilanda gempa. Hal itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

"Kita ada di peringkat kedua. Tentu ini data yang perlu ditindaklanjuti," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Kamis (4/1). 

Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data statista periode 1990 sampai dengan 2024. Indonesia berada di urutan kedua dengan 166 kali gempa besar setelah Tiongkok yang sebanyak 186 kali gempa.

Daryono mengemukakan di Indonesia terdapat 13 segmen subduksi lempeng. Lebih dari 295 sesar aktif termasuk yang belum terpetakan.

"Banyaknya aktivitas gempa di berbagai tempat akhir-akhir ini masih wajar. Dan bukan berarti saling picu antar gempa karena memang sumber gempa kita banyak," ujarnya. 

Ia mengimbau warga waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam. Sebab, gempa susulan yang signifikan dapat memicu longsor dan runtuhan batu. 

"Apalagi pasca hujan. Ketidakstabilan lereng mudah terjadi sehingga dapat memicu longsor," ucapnya. 

Daryono mengatakan hingga tahun 2023 BMKG terus melakukan kegiatan penguatan Literasi Kebencanaan gempa bumi dan Tsunami. Ini dengan menyusun buku-buku sains populer bertemakan mitigasi gempa bumi dan Tsunami.

Ia menambahkan BMKG juga melakukan kegiatan penguatan kapasitas Mitra BMKG dan masyarakat di daerah rawan bencana gempa bumi tsunami. Melalui program sekolah lapangan gempa bumi dan tsunami. 

"Capaian kegiatan edukasi mitigasi tersebut sudah melibatkan sebanyak 37.293 peserta dari 26 lokasi. Termasuk kegiatan BGTS mencapai sebanyak 39.157 peserta siswa sekolah di 35 Unit Pelaksana Teknis BMKG di daerah," katanya.