Komisi I DPR Minta PBB Tak Lepas Tangan Terhadap Pengungsi Rohingya

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 22 November 2023 07:55 WIB
Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini (Foto: Dhanis/MI)
Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini, meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tak lepas tangan dalam menangani para pencari suaka Rohingya yang belakangan ini menuju Aceh untuk mengungsi.

"Kita sudah bersyukur, PBB sudah ikut campur tangan, tetapi PBB jangan cuma tanjak-tunjuk," kata Jazuli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/11).

Menurut politikus PKS itu, PBB harusnya bertanggung jawab atas beban yang ditanggungkan kepada negara yang menampung pengungsi Rohingya. 

"PBB juga harus bertanggung jawab. Iya kan. Pengungsi di tampung di satu negara, ini kan ada bebannya. Nah, bebannya itu harus ditanggung jawab oleh PBB," ujarnya. 

Selain itu, yang tak kalah pentingnya, ia mengatakan kekhawatiran terjadinya gesekan antara pengungsi Rohingya dan masyarakat Aceh. Pasalnya, banyak rekam jejak pengungsi yang terlibat kasus kriminal.

"Pengungsi-pengungsi Rohingya juga kan yang keberatan Aceh itu terjadi indikasi tindak kejahatan yang dilakukan oleh pengungsi," tuturnya. 

Untuk itu, ia menekankan kepada para pengungsi untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan mereka sendiri dan tentunya masyarakat Aceh. 

"Ya ini juga para pengungsi harus tahu diri, sudah selamat di tampung itu Alhamdulillah. Jangan lagi melakukan hal-hal yang membuat masyarakat itu murka," jelasnya.

Seperti diketahui, ada 490 orang suku Rohingnya yang kembali datang ke Indonesia melalui dua daerah pesisir Aceh, Bireuen dan Pidie pada Minggu (19/11).

Masyarakat Aceh melakukan aksi penolakan besar-besaran karena ulah para pengungsi Rohingya yang banyak melakukan tindakan kriminal.

"Kesimpulan kita bersama, masyarakat dengan tegas menolak kehadiran pengungsi Rohingya ke daratan. Warga tidak bisa menerima lagi," ungkap Kepala Desa Pulo Pineung, Mukhtaruddin kepada awak media. (DI)