Satire! Bupati Pati Sudewo Mundur Hoaks

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 Agustus 2025 01:15 WIB
Seorang pendemo menggenakan peci hitam, pakaian putih, dan mengenakan sarung ungu. Lalu dia membacakan sebuah surat dalam orasinya (Foto: Dok MI)
Seorang pendemo menggenakan peci hitam, pakaian putih, dan mengenakan sarung ungu. Lalu dia membacakan sebuah surat dalam orasinya (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Video yang memperlihatkan Bupati Pati, Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya melalui pernyataan tertulisnya adalah hoaks alias tidak benar atau bohong. Berdasarkan penelusuran Monitorindonesia.com, video tersebut adalah hanya satire.

Adapun video tersebut berededar di media sosial hingga grup WhatsAap pada Rabu (13/8/2025) tepat hari dimana dia didemo agar mundur dari jabatannya buntut daripada kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Seperti dilihat dalam video itu, tampak seorang pendemo menggenakan peci hitam, pakaian putih, dan mengenakan sarung ungu. Lalu dia membacakan sebuah surat dalam orasinya.

”Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah nama haji Sudewo ST MT, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, pekerjaan jabatan Bupati Pati periode 2024-2029. Alamat Jalan Tombronegoro Nomor 1 Kaborongan, Desa Pati Lor, Kecamatan Pati Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dengan ini menyatakan sebagai berikut: 1. bahwa terhitung sejak tanggal 13 Agustus 2025 saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Bupati Pati. Karena telah gagal menjadi pemimpin yang berpihak masyarakat Kabupaten Pati dan menjalankan kekuasaan saya tidak menjunjung tinggi supremasi hukum, kedua...," demikian kata pendemo tersebut.

Berdasarkan penelusuran, pria tersebut merupakan salah satu koordinator demonstrans dari Aliansi Santri, Cak Ulil. Dalam surat itu terdapat lima poin. Namun, surat tersebut tidak terdapat tanda tangan Bupati Pati Sudewo.

Surat pernyataan itu diduga dibuat dan disiapkan oleh kelompok tersebut untuk mendesak serta mempercepat proses Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri sebagaimanan tuntutan para demonstrans.

Sudewo tolak mundur

Bupati Pati Sudewo menolak memenuhi tuntutan demonstran untuk mengundurkan diri dari jabatannya.  Hal itu disampaikan Sudewo kepada wartawan di kantornya, di sela-sela aksi demonstrasi yang tengah berlangsung pada Rabu (13/8/2025). 

"Saya kan dipilih rakyat secara konstitusional dan secara demokratis, jadi tidak bisa saya harus berhenti dengan tuntutan seperti itu. Semua ada mekanisme," kata Sudewo.

Soal apakah artinya tuntutan demonstran tak bisa dipenuhi, Sudewo menjawab singkat.  "Kan sudah saya sampaikan tadi," tegasnya. 

Sejak Rabu (13/8/2025) pagi, puluhan ribu orang dari Pati dan daerah sekitarnya memadati alun-alun untuk menuntut Sudewo mundur, memprotes kebijakan kenaikan pajak hingga 250 persen. 

Hingga pukul 11.00 WIB, Sudewo belum juga menemui massa, memicu aksi lempar botol dan gelas plastik, perusakan baliho, pemecahan kaca kantor bupati, dan upaya merobohkan gerbang pendapa. 

Kericuhan memuncak saat massa membakar mobil provos milik Polres Grobogan. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata dan penyemprotan water cannon, membuat massa terpencar dan sebagian berlindung di Masjid Agung Baitunnur. 

Sekitar pukul 12.16 WIB, Sudewo akhirnya keluar menemui massa dengan pengawalan ketat dari mobil rantis polisi. Ia menyampaikan permohonan maaf singkat sebelum kembali masuk karena situasi tidak kondusif.

Saat keluar, ia sempat dilempari air minum kemasan dan sandal oleh pendemo.  Protes besar-besaran ini dipicu kebijakan Bupati Sudewo yang menaikkan pajak sebesar 250 persen. Sudewo juga sempat menantang warga Pati yang tak terima dengan kenaikan itu untuk demo besar-besaran. 

Belakangan, Sudewo sudah meminta maaf soal pernyataannya itu serta membatalkan kenaikan PBB.  Namun, massa tetap menggelar demonstrasi. Massa yang mengeklaim hadir lebih dari 50.000 orang meneriakkan yel “Bupati harus lengser” dan “Turun Sudewo sekarang juga.” 

Adapun Bupati Sudewo baru menjabat sejak dilantik pada 18 Juli 2025. Namun, kurang dari sebulan memimpin, ia sudah menghadapi gelombang penolakan besar yang mendesaknya mengundurkan diri.

Topik:

Hoaks Satire Bupati Pati Sudewo