Peringatan Baru AS soal Dampak Vaksin J&J pada Gangguan Autoimun

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 Juli 2021 14:46 WIB
Washington, Monitorindonesia.com - Lembaga obat dan makanan AS (US Food and Drugs Administration / FDA) menambahkan peringatan akan catatan fakta vaksin Covid-19 Johnson & Johnson yang meunjukkan data kenaikan risiko gangguan neurologis selama enam minggu setelah penyuntikan vaksin. Melalui sebuah surat yang ditujukan kepada perusahaan, lembaga obat dan makanan mengklasifikasikan bahwa kesempatan terkena Guillain-Barre Syndrome (GBS) setelah divaksin sangat rendah. Tetapi terungkap bahwa penerima J&J vaksin harus melakukan konsultasi medis jika mereka mengalami gejala termasuk kelemahan atau rasa kesemutan, kesulitan berjalan, atau kesulitan menggerakkan wajah. Sekitar 12,8 juta orang yang telah disuntik vaksin J&J untuk dosis pertama di AS. Lembaga obat dan makanan mengatakan bahwa 100 laporan awal terkait GBS pada penerima vaksin termasuk 95 orang mengalami kasus serius yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit dan satu orang meninggal. J&J menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa ini dalam proses diskusi dengan para perancang undang-undang terkait dengan kasus GBS. Dikatakan bahwa rata-rata kasus GBS yang dilaporkan bagi para penerima vaksin J&J melebihi rata-rata yang sebenarnya hanya sedikit. GBS merupakan keadaan neurologis dimana sistem imun tubuh menyerang lapisan pelindung pada serat saraf. Kebanyakan kasus terjadi setelah infeksi bakteri. Dan kebanyakan pengidap GBS bisa pulih sepenuhnya. Keadaan ini bisa dikaitkan dengan vaksinasi sebelumnya – kampanye vaksinasi yang paling utama selama wabah flu babi di AS pada tahun 1976, dan beberapa dekade kemudian vaksin yang digunakan selama pandemi flu H1N1 pada tahun 2009. Menurut pernyataan dari pusat layanan pencegahan dan penanganan penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention-CDC), kebanyakan kasus terjadi pada laki-laki dan banyak yang berusia 50 tahun ke atas. Tidak ditemukan kasus GBS lebih tinggi dari yang diharapkan bagi para penerima vaksin mRNA- dari vaksin Pfizer Inc/BioNTech SE dan Moderna Inc. Minggu lalu pemerintah Eropa merekomendasikan peringatan yang sama terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca yang memiliki teknologi yang mirip dengan vaksin Johnson & Johnson. Peringatan tersebut merupakan kemunduran lain untuk vaksin J&J yang seharusnya menjadi sarana untuk program vaksinasi di area yang sulit dijangkau dan bagi mereka yang ragu untuk disuntik vaksin karena hanya perlu satu dosis dengan aturan penyimpanan yang tidak terlalu ketat dibandingkan dengan vaksin Pfizer atau Moderna. Tetapi penggunaan vaksin telah dihubungkan dengan kondisi pembekuan darah yang berpotensi membahayakan nyawa dan diperlambat masalah produksi di kawasan produksi utama. Pemerintah AS memutuskan April lalu bahwa kegunaan vaksin lebih besar daripada isu risiko pembekuan darah. Peringatan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Washington Post, Senin (12/7/2021). (Yohana RJ) REUTERS

Topik:

Dampak vaksin Johnson & Johnson Guillain-Barre Syndrome