Ribuan Orang Unjuk Rasa Terkait Tiket Sehat Covid-19 di Prancis

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 1 Agustus 2021 12:20 WIB
Paris, Monitorindonesia.com - Ribuan orang berunjuk rasa di Paris dan beberapa kota lain Pramcis Sabtu (31/07/2021) menentang wajib miliki tiket sehat Covid-19 untuk memasuki pameran di tempat umum. Hal itu diumumkan oleh pememeintah sebagai bentuk upaya mengatasi serangan infeksi Covid-19 gelombang keempat. Para pengunjuk rasa melukai tiga orang petugas kepolisian, ungkap juru bicara kepolisian. Menteri dalam negeri Gerald Darmankn mengatakan melalui akun Twitter bahwa 19 orang demonstran telah ditahan, 10 orang di Paris. Ini merupakan akhir pekan yang ketiga berturut - turut para demonstran yang menentang aturan baru Covid-19 yang ditetapkan oleh Presiden Emmanuel Macron turun ke jalan, pertunjukkan yang tidak biasa pada waktu tertentu dalam satu tahun ketika orang-orang biasanya fokus dengan liburan musim panas mereka. Jumlah para pengunjuk rasa telah meningkat secara perlahan sejak awal unjuk rasa dimulai menyuarakan gerakan "yellow vest" (Gerakan Rompi Kuning) yang dimulai pada akhir 2018 yang menentang pajak bahan bakar dan biaya hidup. Pejabat kementerian dalam negeri mengatakan bahwa 204,090 oramg telah melakukan demonstrasi di selurih Pramcis termasuk 14,250 orang di Paris. Ini sekitar 40,000 orang lebih yang turut serta minggu lalu. "Kita menciptakan pemisahan di masyarakat dan saya pikir ini sulit dipercaya dilakukan di negara yang dikenal dengan HAM," ungkap Anne, seorang guru yang ikut unjuk rasa di Paris. Dia menolak mengungkapkan nama belakangnya. "Saya ikut turun ke jalan; saya belum pernah unjuk rasa sebelumnya. Saya pikir kebebasan kita sedang terancam." Para pengunjung museum, bioskop atau kolam renang telah ditolak jika tidak memiliki tiket sehat yang menjelaskan sudah divaksin Covid-19 dan bukti tes negatif terbaru. Parlemen menyetujui aturan baru minggu ini yang akan mewajibkan vaksinasi untuk para petugas medis dan diperluas dengan syarat tiket sehat untuk masuk bar, restoran, pertunjukkan jalanan, kereta dan rumah sakit. Sekitar 3.000 aparat kepolisian yang ditugaskan di pusat kota dengan anggota pertahanan anti huru hara untuk menjad menjaga aksi para demonstran sesuai dengan rute yang sudah diotorisasi. Pemerintah mencoba menghindari pengulangan kejadian-kejadian minggu lalu, ketika ferjadi pertarungan yang membabibuta antara aparat kepolisian dengan para demonstran yang memaksa keluar Champs-Elysees. Para pengunjuk rasa juga keluar dari beberapa kota lain seperti Marseille, Lyon, Montpelier, Nantes dan Toulouse, sambil meneriakkan "Freedom" kekebebasan dan "No to the health pass" katakan tidak untuk tiket sehat.[Yohana RJ]   Sumber: Reuters

Topik:

Unjuk rasa Prancis