UNICEF: Pandemi Memperburuk Kesehatan Mental Anak

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 5 Oktober 2021 08:46 WIB
Monitorindonesia.com - UNICEF lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Anak mengatakan bahwa anak-anak paling menderita akibat pandemi Covid-19 selama berbulan-bulan, penutupan sekolah, perpisahan dengan para anggota keluarga dan teman. Perkiraan terakhir menunjukkkan lebih dari satu dari tujuh remaja yang berusia 10-19 tahun mengalami gangguan kesehatan mental secara global. Sementara hampir 46.000 remaja yang melakukan percobaan bunuh diri setiap tahun. Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan kepada tim VOA bahwa kebanyakan dari keadaan ini bukan karena stigma yang melekat dengan penyakit mental dan kurangnya investasi pemerintah terhadap keadaan ini. Hanya dua persen dari alokasi dana kesehatan pemerintah untuk kesehatan yang dihabiskan secara global, ungkapnya. “Dua puluh persen dari orang muda mengatakan bahwa mereka mengalami depresi dan memiliki rasa ketertarikan yang sangat sedikit,” dia berkata. “Bahwa sekali lagi ini indikasi yang jelas dampak dari Covid-19… ada berbagai gangguan mental seperti kecemasan dan depresi dan bipolar yang dialami oleh para remaja.” UNICEF melaporkan lebih dari 1,6 miliar anak telah kehilangan hak mendapatkan pendidikan karena lockdown akibat pandemi. Elder mengatakan bahwa kesehatan mental anak-anak sering semakin memburuk ketika ada gangguan dengan keseharian mereka seperti pergi ke sekolah, tidak bisa melakukan kegiatan rekreasi dan tidak bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Masalah-masalah ini mempengaruhi anak-anak secara keseluruhan di dunia baik negara kaya dan miskin. “Tentu saja jika anda berasal dari negara dimana tidak ada jaringan, anda tidak memiliki laptop atau salah satu orang tua anda dengan pendapatan USD 200 per bulan, maka semua rasa stress, kecemasan dan resiko mengalami gangguan mental jauh lebih besar terjadi,” dia menjelaskan. “Dan di beberapa negara-negara miskin, pemerintah mengalokasikan kurang dari satu dolar per orang untuk mengatasi kesehatan mental.” Akibat mengabaikan gangguan mental sangat besar, UNICEF memperingatkan. Dikutip dari sebuah analisi yang diterbitkan oleh London School of Economics yang mengindikasikan hampir USD 390 miliar pada dana sumber daya manusia yang habis setiap tahun karena gangguan mental yang terjadi pada anak usia remaja. Yohana/VOA

Topik:

PBB Unicef Mental Anak