Judi Togel ‘Nistakan’ Masyarakat dan Kota Injil Manokwari

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Oktober 2021 22:30 WIB
Manokwari, Monitorindonesia.com – Judi togel (toto gelap) di Manokwari dan beberapa kabupaten sekitarnya bukanlah hal baru. Meskipun permainan haram ini merupakan aktivitas yang dilarang hukum negara sekaligus bertentangan dengan nilai agama dan moral, tetapi para cukong judi sama sekali tidak mempedulikan hal itu. Sudah beberapa tahun belakangan aktivitas judi ini semakin ramai, bertumbuh subur bak jamur di musim hujan. Dan faktanya, hingga Kamis (7/10/2021) setidaknya ada 50 titik agen penjualan togel. Mereka hadir secara terang-terangan di lingkungan masyarakat, baik wilayah kota dan kabupaten-kabupaten di Papua Barat. Lemahnya penegakan hukum membuka peluang bagi para cukong judi memperluas bisnis haramnya. Celah ini juga yang membuat Hartono bersama kaki tangannya Sugeng selaku big boss judi togel di Papua Barat semakin unjuk gigi. Dia seperti kebal hukum. Bahkan pemberitaan beberapa media seakan-akan dapat dibungkamnya menjadi hilang dari perhatian aparat. Kondisi bar-bar itu sangat mengusik hati tokoh agama karena masyarakat dan Kota Tercinta Manokwari sebagai Kota Injil, kini telah ternistakan menjadi kota judi. Seorang tokoh agama mengatakan, permainan togel telah merasuk sekaligus merusak pikiran dan hati masyarakat Manokwari. “Judi ini jika terus berlanjut akan berdampak pada kehidupan dan rohani warga. Tanpa adanya tindakan hukum yang tegas terhadap para bandar togel, maka orientasi masyarakat untuk bekerja dengan cara halal akan hilang. Mereka menjadi fokus pada permainan haram yang menjanjikan keuntungan besar, padahal sebenarnya sangat merugikan dan menyesatkan,” ujarnya. Pria yang kerap menyampaikan suara pertobatan ini menyesalkan kepolisian yang seakan-akan tidak mempedulikan kondisi tersebut. Padahal hukumnya sangat jelas, namun justru judi togel di Manokwari dan sekitarnya tidak tersentuh hukum. “Saya sendiri tidak mengerti kenapa ‘produk iblis’ itu seperti dipelihara begitu lama. Siapa sebenarnya dalang di balik ini semua. Tidak mungkin bisa dengan bebasnya mereka berjualan apalagi di tengah bahaya Covid-19, tapi pembeli malah berkerumun. Pasti ada backup sehingga ini barang dengan bebasnya dijual,” kata dia. Kecaman lebih pedas dilontarkan seorang tokoh masyarakat yang mencap cukong judi sebagai manusia munafik sekaligus pengecut. “Saya menilai mereka tidak ada jalan lain lagi untuk bersaing dalam dunia bisnis sehingga mereka mengambil jalan pintas. Mereka menjanjikan untung banyak lewat transaksi uang ke uang. Sebaliknya mereka justru menipu dan menghancurkan moralitas dan kepribadian masyarakat. Warga dihanyutkan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama pekerjaan kotor ini, sungguh sangat disesalkan,” katanya. Dia lanjutkan, sikap pembiaran pemerintah dan kepolisian patut dipertanyakan. Dia heran, apa di balik bebasnya penjualan togel di Manokwari hingga bertahun-tahun tidak diberantas? “Semestinya togel mendapat evaluasi dari pemerintah dan kepolisian. Mesti ada komitmen bersama menutup ruang bagi bandar togel yang menghancurkan kehidupan dan iman warga,” desaknya. Melalui pemberitaan ini, dia menggugat pemerintah melalui Gubernur dan kepolisian melalui Kapolda Papua Barat. ”Segera berantas, bubarkan, dan tangkap para bandar togel juga kaki tangannya yang telah menghancurkan kehidupan dan iman umat Kota Injil Manokwari,” tegasnya.   (Farid Rizal)

Topik:

Hinca Pandjaitan Judi Online Papua Barat togel