Perang Rusia-Ukraina Dimulai

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 24 Februari 2022 11:10 WIB
Kiev, Monitorindonesia.com - Suara ledakan mulai terdengar dekat Bandara utama Boryspil, ibu kota Ukraina, Kiev pada Kamis (24/2/2022). Ledakan itu terjadi setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina timur tepatnya di wilayah Donbass pada Kamis (24/2/2022) dini hari. Dia juga meminta militer Ukraina untuk meletakkan senjata dan pulang. "Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin di televisi pemerintah, Interfax sesaat sebelum pukul 06.00 pagi waktu setempat. Dilansir dari Reuters, saksi mata mengaku mendengar lebih banyak suara ledakan di Ukraina. Putin juga mengaku tak punya pilihan lain selain mempertahankan diri dari apa yang dia sebut sebagai ancaman yang berasal dari Ukraina modern. Sayangnya, ruang lingkup operasi militer Rusia tidak segera jelas. Seorang reporter Reuters di Kiev mengaku mendengar ledakan yang terdengar seperti tembakan artileri di kejauhan. Putin mengatakan Rusia akan segera merespons jika ada kekuatan eksternal yang mencoba mengganggu tindakannya. Selain itu, Moskow akan mencoba melakukan de-militerisasi Ukraina. Komentar Putin muncul setelah Amerika Serikat mengatakan Rusia telah menempatkan hampir 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Selain itu separatis pro-Rusia juga meminta bantuan militer kepadanya untuk melawan apa yang mereka katakan sebagai agresi Ukraina yang berkembang. Kyiv membantah telah membantah agresi semacam itu. "Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan berada pada hati nurani rezim yang berkuasa di Ukraina," kata Putin kepada TV pemerintah. Sementara Ukraina mengumumkan keadaan darurat kemarin dan meminta warganya di Rusia untuk segera pulang, sementara Moskow mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv sebagai pertanda serangan militer Rusia habis-habisan. Penembakan meningkat di jalur kontak di Ukraina timur setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah pemberontak yang didukung Moskow minggu ini. Dia juga telah memerintahkan pengerahan pasukan Rusia sebagai "penjaga perdamaian". Konvoi peralatan militer termasuk sembilan tank dilaporkan bergerak menuju Donetsk Ukraina timur dari arah perbatasan Rusia, menurut seorang saksi mata. Akan tetapi masih belum ada indikasi yang jelas apakah Putin akan melancarkan serangan massal ke Ukraina dengan puluhan ribu tentara yang dia kumpulkan di dekat perbatasan. Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pasukan Rusia "sangat siap" untuk menyerang. "Memprediksi apa yang mungkin menjadi atas langkah Rusia selanjutnya, bagaimana pergerakan separatis atau keputusan pribadi presiden Rusia, saya tidak bisa mengatakannya," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (24/2). Ketidakpastian dan meningkatnya sanksi terhadap kepentingan Rusia oleh Washington serta sekutunya telah mengguncang pasar keuangan, minyak dan saham hingga gandum. Nilai tukar Rubel jatuh sekitar 3 persen karena Uni Eropa memasukkan daftar hitam anggota parlemen Rusia selain membekukan aset mereka dan melarang perjalanan ke luar negeri. Sedangkan Washington menargetkan proyek pipa gas besar dari Rusia dan London menargetkan utang Rusia. "Hari ini saya telah mengarahkan pemerintahan saya untuk menjatuhkan sanksi pada Nord Stream 2 AG dan pejabat perusahaannya," kata Presiden AS Joe Biden, merujuk pada perusahaan yang membangun jalur pipa tersebut. Gedung Putih mengatakan sanksi tidak memengaruhi mantan kanselir Jerman Gerhard Schroeder, yang telah memimpin komite pemegang saham Nord Stream sejak 2005. Harga minyak naik, sementara saham di Wall Street tergelincir di tengah berita tentang pengumuman keadaan darurat di Ukraina.[man]

Topik:

Rusia Ukraina