Hepatitis Akut yang Misterius Dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa oleh WHO

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 3 Mei 2022 17:15 WIB
Jakarta, MI – Hepatitis Akut yang hingga kini masih misterius secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya karena jumlah laporan kasus serupa terus bertambah, lebih dari 170 kasus dilaporkan dari 12 negara di dunia. Untuk itu Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) mengimbau tenaga kesehatan dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini pada Hepatitis Akut yang hingga kini belum diketahui penyebabnya. "PB IDI bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan terkait dan lapisan masyarakat, terutama para orang tua dan anak, agar tetap ketat melakukan protokol kesehatan, apalagi di masa mudik Lebaran ini," kata Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (3/5). Dijelaskan, imbauan tersebut disampaikan PB IDI kepada seluruh jajaran menindaklanjuti Surat Edaran dari WHO serta edaran Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada tanggal 27 April 2022. Hepatitis Akut misterius itu telah secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO. Untuk itu seluruh organisasi profesi medis di bawah PB-IDI, seluruh dokter, dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama, yakni puskesmas, posyandu, Klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan diimbau mewaspadai setiap gejala Hepatitis pada anak dan dewasa. Diuraikab bahwa penyakit misterius tersebut memiliki gejala, antara lain perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal, demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, dan/atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) atau Alanine transaminase (ALT) lebih dari 500 U/L. "Dari pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun pada beberapa kasus justru ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut," katanya. [iwah]