Wanita Afghanistan Protes Keputusan Taliban Menutup Wajah

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 10 Mei 2022 22:15 WIB
Jakarta, MI -  Sekitar selusin wanita melakukan protes di ibu kota Afghanistan pada Selasa (10/5) menentang dekrit baru Taliban bahwa perempuan harus menutupi wajah dan tubuh mereka sepenuhnya saat di depan umum. Pemimpin tertinggi Afghanistan dan kepala Taliban Hibatullah Akhundzada mengeluarkan mandat selama akhir pekan yang memerintahkan wanita untuk menutupi diri sepenuhnya, idealnya dengan burqa tradisional yang menutupi semua. Diktat itu adalah yang terbaru dari serangkaian pembatasan yang diterapkan di Afghanistan, di mana kelompok Islamis mengambil alih setelah invasi pimpinan AS menggulingkan rezim Taliban pertama pada tahun 2001. "Keadilan, keadilan!" teriak para pemrotes, banyak dengan wajah terbuka, di Kabul tengah. Para demonstran juga meneriakkan "Burqa bukan hijab kami!" menunjukkan keberatan mereka untuk memperdagangkan jilbab yang tidak terlalu ketat dengan burqa yang benar-benar tertutup. Setelah prosesi singkat, pawai dihentikan oleh pejuang Taliban, yang juga menghalangi wartawan untuk meliput protes tersebut. Dekrit Akhundzada, yang juga memerintahkan perempuan untuk "tinggal di rumah" jika mereka tidak memiliki pekerjaan penting di luar, telah memicu kecaman internasional. "Kami ingin hidup sebagai manusia, bukan sebagai hewan yang ditawan di sudut rumah," kata pengunjuk rasa Saira Sama Alimyar pada rapat umum tersebut. Akhundzada juga memerintahkan pihak berwenang untuk memecat pegawai pemerintah perempuan yang tidak mengikuti aturan berpakaian yang baru, dan menskors pekerja laki-laki jika istri dan anak perempuan mereka tidak mematuhinya. Setelah merebut kekuasaan tahun lalu, Taliban telah menjanjikan versi yang lebih lembut dari aturan Islam keras yang menandai masa pertama mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001, tetapi banyak pembatasan telah diberlakukan. Beberapa wanita Afghanistan awalnya menentang pembatasan, mengadakan protes kecil di mana mereka menuntut hak atas pendidikan dan pekerjaan. Tetapi Taliban segera menangkap para pemimpin kelompok itu, menahan mereka tanpa komunikasi sambil menyangkal bahwa mereka telah ditahan.