BPBD Jatim Catat 174 Jiwa Meninggal Dunia dalam Tragedi Kanjuruan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 2 Oktober 2022 17:14 WIB
Jakarta, MI - Pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan berakhir dengan kerusuhan suporter, hingga akhirnya banyak korban berjatuhan. Korban jiwa dalam peristiwa tragedi Kanjuruhan itu pun terus bertambah. Berdasarkan BPBD Provinsi Jawa Timur mencatat 174 jiwa meninggal dunia dan 298 korban luka ringan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. "Korban: meninggal dunia 174 jiwa, luka berat 11 jiwa, luka ringan 298 Jiwa," bunyi keterangan BPBD Jawa Timur. Selain itu, BPBD Jawa Timur juga merinci tragedi ini berdampak pada delapan unit kendaraan Polisi rusak dan fasilitas Stadion Kanjuruhan rusak berat. Pemprov Jawa Timur turut menyiapkan delapan Rumah Sakit dan klinik rujukan untuk merespons tragedi ini. Di antaranya RSUD Kanjuruhan, RS Wafa Husada, RSB Hasta Husada dan Klinik Teja Husada. Lalu, RSUD Dr. Saiful Anwar, RSUD Gondang Legi, RSUD Mitra Delima dan RSU Wajak Husada. BPBD Jatim membeberkan tragedi ini bermula setelah pertandingan antara Arema versus Persebaya berakhir. Sejumlah pendukung Arema kecewa dan turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial. Petugas pengamanan yang menjaga lantas melakukan upaya pencegahan. Namun kemarahan suporter tetap tidak terkendali dan melempar benda ke lapangan. "Guna meredakan kemarahan suporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter," bunyi keterangan BPBD Jatim. Para suporter yang menghindari gas air mata harus berdesakan dengan suporter lain. Dalam situasi ini korban berjatuhan karena mengalami sesak nafas dan terinjak-injak. Sebagai informasi, tragedi Kanjuruan inj merupakan imbas dari kerusuhan dalam lanjutan Liga 1 antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya. Laga itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10). Singo Edan menelan kekalahan 2-3 dari Bajul Ijo dalam laga itu. Kekalahan itu membuat penonton masuk ke lapangan, memicu petugas keamanan menembakan gas air mata. Karena kepanikan di tribune, situasi menjadi tak terkendali dan berujung tragedi.
Berita Terkait