Kementerian PPPA: 17 Anak Meninggal Imbas Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 2 Oktober 2022 17:35 WIB
Jakarta, MI - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berupaya menjangkau anak-anak, yang menjadi korban imbas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar mengatakan setidaknya 17 anak meninggal dunia dan 7 anak tengah mendapatkan perawatan. Ia menambahkan jumlah korban anak masih dapat bertambah. "Kami sudah mendapatkan data, data itu tentu data sementara ya, dan ada 17 anak dari data tersebut yang statusnya meninggal, lalu ada 7 di antaranya masih dirawat," kata Nahar saat dikonfirmasi, Minggu (2/10). Nahar mengatakan, Kementerian PPPA saat ini terus berkoordinasi dengan Dinas PPPA Provinsi Jawa Timur dan Kota Malang, untuk memastikan jumlah korban, baik meninggal maupun korban dirawat serta memastikan langkah yang harus dilakukan ke depannya. Nahar juga berharap kebutuhan para korban dapat terpenuhi. "Kami harap kebutuhan dari anak-anak ini bisa dipenuhi, baik dalam perawatan maupun pendampingan psikososial selama lanjutan proses penanganan kejadian ini," ujarnya. Sementara itu, Nahar mengimbau keluarga yang kehilangan anak-anaknya dalam peristiwa itu agar segera melapor. Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10) kemarin, menewaskan sebanyak 174 orang serta ratusan orang mengalami luka-luka. Kericuhan tersebut terjadi saat para suporter menyerbu lapangan, usai tim Arema FC kalah melawan Persebaya. Akibat banyaknya suporter yang menyerbu lapangan, sehingga aparat kepolisian merespons dengan cara menghalau dan menembakkan gas air mata. Beberapa kali gas air mata ditembakkan ke arah tribun. Namun tak di sangka tembakan gas air mata tersebut pun membuat para suporter panik, berlarian sehingga terinjak-injak.