Demi Membiayai Operasi Jantung Bocor Anaknya, Seorang Ayah di Baubau Berniat Jual Ginjalnya

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Desember 2022 01:14 WIB
Bau-bau, MI - Seorang ayah yang berprofesi sebagai buruh harian lepas di Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) bernama Suryadi dengan nekat berniat ingin menjual ginjalnya. Hal itu dilakukan demi membiayai oprasi sang anak yang menderita penyakit jantung bocor. Suryadi mengaku sudah kebingungan mencari biaya untuk pengobatan anaknya yang nilainya kisaran ratusan juta rupiah, sementara jadwal operasi anaknya Muhammad Sayid Alwi Alfarize tidak lama lagi. Bocah malang yang baru berusia 1 tahun 4 bulan itu mengalami penyakit jantung semasa usia baru 8 bulan. Putra ketiga dari pasangan Suryadi dan Wa Ode Eva Islamiah ini dijadwalkan akan melakukan opeasi keduanya pada Februari 2023 mendatang sedangkan biaya yang dibutuhkan belum mereka dapatkan yang jumlahnya diperkirakan kurang lebih 250 juta rupiah. Syaid diketahui telah menjalani opeasi pertamanya pada 18 agustus 2022 lalu di Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta. “Memang dari oprasi pertama sudah berbagai macam cara dan apa yang saya punya sudah saya korbankan dan untuk keberangkatan yang kedua ini makanya ada statemen saya mau jual ginjal itu karena memang saya kehabisan cara," katanya kepada wartawan, Minggu (25/12). Apabila Suryadi tidak mempunyai biaya disaat bulan Februari 2023 pupus sudah harapan kesembuhan anaknya. "Nanti andai kata ada yang bersedia membeli ginjal, saya ikhlas menjual ginjal saya buat kesembuhan anak saya untuk biaya berobat keberangkatan anak saya ke Jakarta,” ungkapnya dengan sedih. Suryadi mengatakan sebelumnya anaknya telah di oprasi bitisun, dengan dibuatkan saluran ke paru-paru, namun untuk operasi kedua nanti diperkirakan akan ada pemasangan ring di jantung putra bungsunya tersebut. “Anak saya penyakit jantung bocor dan penyempitan saluran ke paru-paru sudah oprasi pertama oprasi bitisun dibuatkan saluran ke paru-paru cuma untuk yang kedua ini mungkin penutupan atau pemasangan ring di jantung bocor karena sampai sekarang alat saturasinya itu belum stabil seperti orang normal pada umumnya,” terangnya. Biaya dibutuhkan untuk operasi kedua Syaid diperkirakn sejumlah 250 Juta Rupiah, karena bersasarkan informasi yang diperoleh Suryadi, sejak November kemarin banyak alat medis dan obat yang sudah tidak tercover oleh BPJS ataupun kebijakan dari Rumah Sakit. “Itu yang membuat saya pribadi agak sedikit cemas dan takut karena dari pihak rumah sakit memang sekarang apapun obat atau alat yang dibutuhkan oleh pasien sudah dibebankan kepada orang tua,” bebernya. Selain buruh harian lepas, Suryadi sehari-hari juga bekerja sebagai tukang ojek, dan juga terkadang menjadi buruh bangunan jika ada yang mengajaknya bekerja. Waktu operasi Syaid pertama pada Bulan Agustus, keluarga harus mengeluarkan biaya kurang lebih 90 Juta Rupiah, karena pada saat itu Syaid dibawah ke Rumah Sakit Harapan Kita dalam keadaan kritis, dan waktu tunggu melakukan operasi kurang lebih 4 bulan. “Sebenarnya ini penyakit jantung bawaan cuma ditau itu disaat umurnya sudah 8 bulan,” terangnya. “Pasca oprasi pertama oprasi bitisum alhamdulillah anak saya untuk saluran pernafasannya sudah bagus cuma untuk masalah saturasinya belum seperti anak-anak pada umumnya saturasinya sekitar 70 paling tinggi 80an kan normalnya untuk anak-anak itu 98-100,” sambungnya. Rencana nekat Suryadi untuk menjual ginjalnya, jika sudah tidak punya jalan keluar lagi. Hal itu ia lakukan sebagai wujud tanggung jawab seorang ayah kepada keluarganya. “Karena mungkin saya seorang ayah yang harus bertanggung jawab penuh tapi diposisi sekarang saya dari segi penghasilan yang saya punya sekarang sudah habis. Makanya saya berencana apa bila ada yang mau beli saya ikhlas saya mau jual ginjal saya. Karena itu salah satu pengorbanan saya bertanggung jawab selaku orang tua untuk penyembuhan anak saya dan itu cara terakhir karena memang saya sudab tidak tau bagaimana karena untuk biaya pengobatan lagi yang seterusnya untuk anak saya,” pungkasnya. (MI/RJ)

Topik:

Baubau