Mahfud MD Tegaskan Satelit Satria-1 Tak Ada Hubungannya dengan Kasus Korupsi BTS Kominfo

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 20 Juni 2023 00:48 WIB
Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan Satelit Satria-1 tidak memiliki hubungan dengan kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo Rp 8 triliun yang menyeret mantan Menkominfo Johnny G Plate dan kawan-kawan. "Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan Satria 1 tidak ada gunanya, karena jaringan di Bumi tidak bisa tersedia, berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani Kejagung," tegas Mahfud MD berbicara tentang keberhasilan peluncuran Satelit Satria-1 di Cape Canaveral, Florida, AS, Senin (19/6). Peluncuran Satelit Satria 1 dan BTS 4G BAKTI, tegas Plt Menkominfo ini, adalah dua proyek berbeda. "Sekali lagi saya ingatkan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan kasus korupsi BTS 4G BAKTI, karena ini merupakan proyek tersendiri yang ditujukan untuk memberikan layanan publik di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar)," katanya. Menurut Mahfud, fungsi Satelit Satria-1 adalah untuk memberikan layanan internet di sektor pelayanan publik di wilayah pendalaman yang selama ini tidak terjangkau akses internet. "Untuk memberikan layanan publik di daerah tertinggal terdepan dan terpencil, terutama itu tadi untuk sekolah untuk rumah sakit, untuk kantor-kantor pemerintah di tempat terpencil. Kemudian untuk pos-pos Polri dan TNI di berbagai daerah terpencil, terluar dan tertinggal," demikian Mahfud MD. Diketahui, Satelit Republik Indonesia (Satria) 1 yang baru diluncurkan bisa memberikan akses internet kepada 150.000 titik dengan kecepatan internet mencapai 1 mbps. Executive Vice President Thales Alenia Space Marc Henri Serre menerangkan, satelit itu dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Tanah Air. Pasca diorbitkan, satelit tersebut menawarkan throughput sebesar 150 gbps. Menurutnya, teknologi itu akan menghadirkan internet berkecepatan tinggi ke ribuan pulau di Indonesia dan menyediakan konektivitas di ribuan zona yang digunakan sekolah, rumah sakit, hingga fasilitas pemerintah. “Saya senang melihat Satria berhasil diluncurkan. Misi ini akan menerapkan internet throughput sangat tinggi di seluruh Indonesia dan membantu mengembangkan infrastruktur digital bangsa,” tuturnya, Senin (19/6). Adapun, Satria merupakan satelit komunikasi very high throughput satellite (VHTS) pertama di Indonesia dan menjadi yang terkuat di wilayah Asia Tenggara. Satelit berbobot 4,6 ton tersebut sudah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX pada Senin (19/6) pagi, sekitar pukul 05.31 WIB. Satelit itu akan beroperasi pada frekuensi Ka Band dan diposisikan di orbit 146 derajat BT dengan umur yang didesain selama 15 tahun. (LA) #Satelit Saria-1