PLN Siagakan 550 Petugas Amankan Pasokan Listrik Selama KTT G20 di Bali

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Desember 2021 17:14 WIB
Monitorindonesia.com - Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Oktober 2022, Menteri BUMN Erick Thohir meninjau persiapan PT PLN (Persero) untuk memastikan keandalan pasokan listrik. Erick Thohir mengapresiasi persiapan PLN yang sudah dilakukan dari jauh hari untuk menyukseskan KTT G20. Menurut dia, persiapan PLN sudah matang. "Dari sekarang mulai bikin latihan-latihan kecil. Selama 9 bulan ini saya percaya mesti latihan," katanya. Erick pun mengingatkan tidak kecolongan saat penyelenggaraan KTT G20. Terutama di titik-titik penting, seperti hotel tempat kepala negara berkumpul maupun saat konferensi berlangsung. "Itu yang paling penting. Dengan alasan apa pun tidak boleh mati lampu," imbuh Erick. Di sisi lain, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan, kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti komitmen PLN mendukung pemerintah mewujudkan transisi energi berkelanjutan. "PLN harus melakukan persiapan. Dari pasokan energi primer, pembangkit, transmisi, sampai ke venue-nya," tuturnya. Untuk memastikan keandalan pasokan listrik selama KTT G20, PLN akan menerjunkan 550 petugas. Untuk mengamankan jalur distribusi sebanyak 436 orang, 28 petugas siaga di pembangkit Bali dan Jawa, 52 personel akan mengamankan transmisi, 18 petugas piket patroli jaringan, dan 16 orang piket pengatur beban. PLN juga akan menyiagakan 12 unit mobil Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), 26 Unit Gardu Bergerak (UGB) dengan total kapasitas 7.660 kilo Volt Ampere (kVA), 55 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 5.370 kVA, 31 unit Genset Mobile berdaya 4.490 kVA. Selain itu, ada juga 59 unit mobil, 23 unit reaksi cepat, serta 104 unit sepeda motor untuk pelayanan teknik (Yantek). Dari sisi suplai daya, Darmawan menegaskan sistem kelistrikan Bali sudah siap untuk menyelenggarakan pergelaran KTT G20. Dengan daya mampu sistem sebesar 1.322,1 Mega Watt (MW), beban puncak tertinggi pada 2021 tercatat sebesar 754,6 MW. Sehingga masih ada cadangan daya atau reserve margin sebesar 567,8 MW atau 42,9 persen. "Khusus KTT G20, kita akan tingkatkan 40 persen, sambil kita tingkatkan utilisasi aset," tegas Darmawan. Darmawan menyebutkan, saat ini PLN sudah melalukan proses relokasi pembangkit dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati ke Pembangkit Listrik tenaga gas (PLTG) Pesanggaran sebesar 100 MW. Proses ini ditargetkan selesai pada Oktober 2022, sehingga pada waktu KTT berlangsung total daya sistem di Bali memiliki 1.422,1 MW. PLN pun memprediksikan beban puncak saat penyelenggaraan KTT G20 sebesar 980 MW. Darmawan pun berharap setelah acara KTT G20 selesai, demand terhadap listrik PLN dapat bertahan di angka tersebut. "Kalau perlu (beban puncak) meningkat. Sehingga KTT G20 menjadi berkah bagi PLN," ucapnya. SPKLU PLN juga akan menyiapkan infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik mengantisipasi rencana para kepala negara yang akan menggunakan mobil listrik. "Sebagaimana informasi yang kami terima, akan ada 500 mobil listrik yang akan digunakan oleh para delegasi KTT G20. Tentu jumlah SPKLU yang ada saat ini masih kurang," kata Darmawan. Untuk itu akan ditambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) fast charging sebanyak 21 unit di 15 shelter di lokasi-lokasi strategis. Seluruh SPKLU yang akan dibangun ini merupakan tipe fast charging, dengan rincian 12 unit tipe 25 kilo Watt (kW) dan 9 unit tipe 50 kW. Saat ini total SPKLU yang dimiliki oleh PLN di seluruh Indonesia total berjumlah 68 unit dan akan semakin masif menambahnya. Berdasarkan data yang ada saat ini, dari 14.400 unit kendaraan listrik yang telah beroperasi, sekitar 12 ribu adalah sepeda motor listrik dan 1.656 unit mobil. Darmawan pun menegaskan berbagai upaya dilakukan untuk transisi ke energi bersih. Mulai dari meningkatkan bauran energi bersih hingga mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik.