IKEA Tangguhkan Operasi di Rusia dan Belarusia, Pengaruhi 15.000 Karyawan

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 4 Maret 2022 01:00 WIB
Monitorindonesia.com - Raksasa furnitur asal Swedia IKEA mengatakan pada hari Kamis (3/3/22) bahwa mereka akan menangguhkan kegiatannya di Rusia dan Belarusia, yang mempengaruhi hampir 15.000 karyawan, 17 toko dan tiga lokasi produksi, sebagai tanggapan atas perang di Ukraina. "Perang telah memiliki dampak kemanusiaan yang besar. Ini juga mengakibatkan gangguan serius pada rantai pasokan dan kondisi perdagangan. "Untuk semua alasan ini, IKEA telah memutuskan untuk menghentikan sementara operasi di Rusia," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada AFP. Penangguhan terutama menyangkut Rusia, di mana kelompok Swedia telah hadir disana sejak tahun 2000 dan merupakan salah satu pengusaha Barat terbesar. Operasi di Belarusia juga akan dihentikan, meskipun negara itu hanya menampung beberapa pemasok dan tidak memiliki toko, menurut data perusahaan Swedia tersebut. "Perang yang menghancurkan di Ukraina adalah tragedi kemanusiaan, dan empati serta keprihatinan kami yang terdalam adalah dengan jutaan orang yang terkena dampak," kata perusahaan itu. "Keputusan ini berdampak langsung pada 15.000 rekan kerja IKEA, dan grup perusahaan akan mengamankan pekerjaan dan stabilitas pendapatan serta memberikan dukungan kepada mereka dan keluarga mereka di wilayah tersebut," kata IKEA. Sementara toko-toko yang dioperasikan oleh Ingka Group menyumbang sebagian besar tenaga kerja yang terkena dampak, 12.000 orang, IKEA juga memiliki hampir 2.500 karyawan yang bekerja di bidang manufaktur, dengan tiga pabrik di Rusia. Menurut perusahaan, 47 pemasok di Rusia dan 10 di Belarusia akan terpengaruh oleh keputusan tersebut, yang juga menghentikan impor dan ekspor antara kedua negara. Sebelum pengumuman ini, IKEA pada awalnya mengumumkan bahwa mereka akan membiarkan tokonya di Rusia tetap buka, keputusan yang mendapat kritik di Swedia.