Harga Sawit Runtuh, Petani Indragiri Hulu Menjerit! Pejabat dan DPRD Bergeming

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 13 Juli 2022 16:34 WIB
Indragiri Hulu, MI - Petani kelapa sawit di Indragiri Hulu kini menanggung derita setelah harga beli di tingkat petani hanya recehan sekitar Rp600 per kilogram. "Nilai beli suplayer ke petani sebagai perpanjangan tangan pabrik kelapa sawit (PKS) masih jauh panggang dari api," kata Dokto Sinaga, pengurus Askasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Indragiri Hulu, Rabu (13/7). Menurutnya, perbandingan harga yang diterapkan Dinas Perkebunan Propinsi Riau dan daerah adalah Rp2.000 per kg. Akan tetapi pihak PKS hanya bisa membeli Rp500 hingga Rp700. "Perlu pemerintah di daerah lebih tegas memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang merugikan petani,” kecam Dokto. Secara geografis Kabupaten Indragiri Hulu berada pada Jalur Lintas Timur Riau-Jakarta yang struktur tanahnya kaya mineral dan didominasi lahan perkebunan kelapa sawit. Jumlahnya menandingi tanaman holtikultura lainnya, seperti karet. Di negeri bersejarah itu berdiri 23 PKS pada lokasi yang berbeda untuk mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) menjadi minyak mentah cruid palm oil (CPO) berkualitas ekspor. Namun sejak dua bulan silam harga sawit anjlok. "Diperlukan kebijakan eksekutif dan legislatif meyikapi dilema ekonomi yang tragis ini," tambah Dokto. Surya Padli (46) petani tulen kelapa sawit di Kecamatan Batang Cinaku, berkisah kalau ekonomi keluarganya sekarang jauh terpuruk. "Hidup kami sekarang tak ubahnya seperti telur di atas tanduk. Sudah menunggu jatuh saja,” keluhnya. Paman Surya sapaannya, bersama istrinya Sitihalilimah kini banting tulang guna mencukupi biaya hidup lima anaknya. Mereka pun mencari usaha lainnya, seperti memancing ikan ke Sungai Cenaku yang membelah desa itu. "Kami harus banting setir lagi,” rintih dia. Sebelumnya harga sawit Rp3.000 per kg sehingga dari hasil kebun miliknya seluas 2 hektare bisa medapat Rp7 juta sebulan. Angka ini cukup memadai menutupi biaya hidup keluarganya. Tapi sekarang situasi berubah derastis, ia hanya bisa mengantongi Rp1 juta saja. "Mau dijadikan apa uang belanja sejuta sekarang ini? Harga kebutuhan naik meroket, harga sawit anjlok," ungkapnya meringis. Menanggapi dilema ekonomi rakyat ini, Asisten I Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Paino memilih bisu. Berulang kali dihubungi via ponselnya, bahkan di-chat lewat WhatsApp, tetap bergeming. Hal yang sama ditunjukkan Ketua DPRD Indragiri Hulu, Elda Sahanura. Saat dikonfirmasi via salurernya, pimpinan wakil rakyat yang terhormat tersebut terkesan mengelak dari urusan perut warga yang memilihnya. Telepon dan chat tak berbalas, sepi! (Paruntungan)

Topik:

Harga Sawit pemkab inhu