Menpora dan Rektor Moestopo Dorong Anak Muda Jadi Pengusaha Era Digital

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 2 Agustus 2022 20:21 WIB
Jakarta, MI - Rektor Universitas. Moestopo Prof Paiman Raharjo menegaskan era digital telah mengubah pola hidup, gaya kerja, bisnis, dan belanja masyarakat Indonesia. Pola baru ini memunculkan banyak peluang lahirnya pengusaha muda di Indonesia. Dalam sambutannya di Kuliah Kewirausahaan Pemuda 'Menjadi Entrepreneur Muda di Era Digital' yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Paiman memaparkan bila saat ini tingkat penetrasi internet di Indonesia sangatlah tinggi. Jumlah penduduk Indonesia yang sudah terkoneksi internet telah mencapai 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia. "Internet tak bisa dimungkiri telah menghadirkan banyak potensi di mana Industri Kecil dan Menengah (IKM) bisa secara lebih masif mempromosikan produk mereka di berbagai platform digital," kata Rektor Paiman. Ia memaparkan, perubahan pola bisnis dan belanja masyarkat terlihat jelas bila kita membuka data. Karena sepanjang tahun 2021 Bank Indonesia mencatat nilai transaksi dagang-el atau e-commerce sudah mencapai Rp401 triliun. Angka tersebut bukanlah nilai yang kecil. "Dan pertumbuhan itu tidak akan berhenti. Karena, tahun ini nilai transaksi e-commerce diproyeksi naik 31,2 persen dibandingkan tahun lalu, yakni bakal mencapai Rp526 triliun," lugas Paiman. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia juga mencatat kalau nilai transaksi uang elektronik tumbuh 49,06 persen mencapai Rp305,4 triliun pada 2021 dan diproyeksikan akan terus meningkat 17,13 persen ke angka Rp357,7 triliun pada 2022.  Nilai transaksi digital banking juga tercatat meningkat tinggi, yakni naik 45,64 persen ke angka Rp39.841,4 triliun pada 2021 dan tahun ini diperkirakan tumbuh 24,83 persen menuju angka Rp49.733,8 triliun. Saat ini, ketika ekonomi mulai membaik, transaksi online pun tercatat meningkat dibanding masa sebelum pandemi. Penggunaan internet oleh UMKM dalam menjalankan roda usaha sudah mencapai 87,43 persen. Hanya 12,57 persen UMKM yang masih sama sekali belum menggunakan internet sebagai sarana pengembangan bisnisnya. Tak hanya fokus pada berbagai marketplace yang ada, pelaku UMKM juga sudah menyadari media sosial juga bisa efektif untuk menjual produk barang/jasa yang mereka jajakkan. 84,75 persen UMKM sudah mulai menggunakan media sosial. "Bukan itu saja, 82,14 persen UMKM ternyata juga sudah melakukan promosi melalui internet. Promosi lewat internet ini dilakukan karena dirasa efektif. Sebab 44,88 persen UMKM yang melakukan promosi di internet mengalami peningkatan penjualan 2 kali lipat dan bahkan 16,56 persen lainnya merasakan peningkatan penjualan lebih dari 2 kali lipat," lugas Rektor Prof Paiman. Sementara itu, generasi milenial memiliki tantangan seperti kesiapan menghadapi kecanggihan teknologi melalui sistem otomasi, berpadunya pasar dunia, dan bonus demografi. Namun di sisi lain, wilayah geografis Indonesia sebagai episentrum aktivitas dan dinamika memungkinkan terbukanya peluang lapangan kerja baru dengan inovasi bisnis start-up. Karenanya, peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia perlu dilakukan.  Sebab dengan akses pendidikan yang seluas-luasnya, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta penguasaan teknologi akan mendorong naiknya kualitas pendidikan di masyarakat. Hal ini sejalan dengan pengembangan kepemudaan Kemenpora dalam mendorong pemuda berdaya dalam kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kesukarelawanan. "Presiden mempunyai komitmen menjadikan Indonesia menjadi negara maju, salah satunya mengembangkan SDM unggul," tegas Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Asrorun Ni'am Sholeh. #Rektor Moestopo #Rektor Moestopo

Topik:

Kemenpora universitas moestopo enterp