Perasaan Kecewa Rakyat Atas Kenaikan BBM

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 September 2022 10:59 WIB
Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Komisi Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I) Tomu Pasaribu, menilai pemerintah lebih memilih membela dan menyelamatkan Pembunuh berencana daripada menyelamatkan ratusan juta rakyat Indonesia. "Dengan bukti dalam mengungkap motif pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo cs, pemerintah menjaga perasaan pelaku daripada keluarga korban pembunuhan, bahkan memberikan pelayanan dan penanganan VVIP walaupun banyak rekayasa dengan merusak maupun menghilangkan alat-alat bukti," kata Tom sapaan akrabnya kepada Monitorindonesia.com, Selasa (6/9). Sementara dalam hal mempertahankan hajat hidup jutaan rakyat Indonesia, menurut Tom, pemerintah tidak menjaga perasaan rakyat yang sangat menderita dalam perekonomian akibat pandemi Covid-19, pemerintah tetap memaksakan kenaikan harga BBM, demi penyelamatan proyek kereta cepat dan IKN, padahal kedua proyek tersebut bukan sebuah kebutuhan yang sangat mendesak. "Pemerintah lebih memilih mengorbankan jutaan rakyat Indonesia daripada menunda kedua proyek tersebut. Banyak hal-hal yang aneh terjadi di negara Indonesia, yang diluar pemikiran logika, seolah-olah semua pemikiran rakyat tersirep oleh sesuatu hal, sehingga rakyat tidak kritis atas kehidupan yang dihadapi walaupun semakin sulit," jelas Tom. Sepertinya pemerintah dan partai saat ini, sindir Tom, lebih otoriter dan lebih kejam dari pemerintahan Orde Baru, Partai lebih asyik dengan urusan Capres tahun 2024 daripada melakukan protes terhadap pemerintah atas kebijakan kenaikan harga BBM yang tidak memiliki dasar hukum. "Kemungkinan sikap pemerintah yang tidak perduli terhadap rakyat saat ini dikarenakan penolakan rakyat atas program pemerintah 3 periode serta penundaan Pemilu tahun 2024. Sepertinya pemerintah memaksakan kehendak agar rakyat menyerah dan menyetujui program pemerintah tersebut," katanya. Tom menambahkan, bahwa kenaikan harga BBM yang dipaksakan naik menjadi sebuah pertanda genderang adu kekuatan antara rakyat dan pemerintah serta partai sudah dimulai sebagai wujud untuk mempertahankan prinsip masing-masing, rakyat mempertahankan kedaulatannya demi bertahan hidup, sementara pemerintah dan partai mempertahankan kekuasaan dan jabatan. "Tapi yang pasti rakyat akan menang dalam pertempuran ini karena keberadaan Pancasila dan UUD 1945 sebagai perisai dan kekuatan seluruh rakyat Indonesia, dengan demikian atas kemenangan rakyat akan membentuk pemerintahan yang baru dengan sistem yang baru serta partai-partai yang baru pula," tutupnya. [Aan] #BBM

Topik:

BBM