Sebut Kereta Cepat Jebakan China, Said Didu: Tidak Layak dan Cari Untung

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 23 April 2023 06:38 WIB
Jakarta, MI - Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didi menyubut proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) adalah jebakan utang. Pasalnya China menolak menurunkan bunga sebesar 4 persen, sementara Indonesia menginginkan 2 persen. China diketahui meminta APBN sebagai jaminan utang. Padahal, sejak awal pemerintah menjanjikan proyek ini tidak akan menggunakan APBN. “Pembengkakan anggaran, penolakan penurunan bunga pinjaman dari China, dan permintaan jaminan dari China agar pinjaman dijamin APBN. Adalah fakta bahwa jebakan China pada Kereta Api cepat sudah terjadi,” kata Said Didu dalam cuitannya di Twitter seperti dikutip Monitor Indonesia, Minggu (23/4). Dari awal, lanjut dia, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung memang sudah tak layak. Hal itu kata dia, terindikasi dari pemerintah yang telah turun tangan mengurusi KCJB ini. “Jadi berbagai cara untuk menyiksa rakyat, demi suksesnya proyek ini. Ini proyek jebakan, proyek jebakan China. Sekarang jebakan itu sudah jadi,” jelasnya. Ia menjelaskan, jebakan dimaksud dilakukan dengan enam tahap. Pertama memberi tawaran pengerjaan proyek lebih murah dari Jepang. Setelah itu Indonesia memberikan proyek KBCB ke China. Ketiga, China meminta jaminan pemerintah Indonesia. Belakangan, keempat, harga dinaikkan berkali-kali, lalu akhirnya pemerintah mendanai dengan APBN lewat PMN. Saat ini kata dia, keempat, pemerintah minta utang ke China dengan junlah fantastis. “Pemerintah dulu meminta China menjadi pemilik saham mayoritas. Tapi tidak mau. Itu menunjukkan dua hal, satu bahwa memang proyek ini tidak layak, dua China memang hanya mencari pelaksanaan keuntungan dari proyek,” pungkasnya.