Wall Street Dibuka Lesu

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 29 November 2023 02:17 WIB
Wallsteet (Foto: NBC News)
Wallsteet (Foto: NBC News)

Jakarta, MI - Sepertinya kenaikan pasar modal yang terjadi di AS dalam beberapa hari terakhir mulai melemah. Hal itu terjadi ketika Wall Street di Amerika Serikat (AS) dibuka pada hari Selasa (28/11), harga pada bursa  cenderung mengalami volatilitas yang stagnan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka naik tipis 0,07% ke posisi 35.359,059. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite terpantau melemah tipis. S&P 500 turun tipis 0,07% ke 4.547,24, sedangkan Nasdaq melemah 0,1% menjadi 14.227,18.

Investor akan mengikuti data ekonomi mengenai berbagai topik termasuk harga rumah dan indeks kepercayaan konsumen (IKK) yang akan dirilis pada pagi hari ini waktu AS.

Berdasarkan konsensus pasar dalam Trading Economics, IKK Negeri Paman Sam pada November sedikit menurun menjadi 102,1, dari sebelumnya pada Oktober lalu di angka 102,6.

Meski diprediksi menurun, tetapi IKK masih berada di atas angka acuan yakni 100, menandakan bahwa masyarakat masih optimis terhadap perekonomian AS dan menandakan bahwa daya beli di AS masih cukup baik.

Sementara itu, harga perumahan terus meningkat pada September lalu, meskipun ada tekanan di pasar real estate dan ekspektasi bahwa biaya hunian akan mulai turun.

Indeks S&P CoreLogic Case-Shiller untuk 20 pasar besar di AS membukukan kenaikan 12 bulan sebesar 3,9%, menurut data yang dirilis Selasa. Angka tersebut sejalan dengan perkiraan Dow Jones dan lebih tinggi dari kenaikan 2,1% pada Agustus lalu.

Di lain sisi, investor masih menanti katalis utama pekan ini, termasuk rilis pendapatan emiten di AS, data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), dan pertemuan OPEC+.

Terkait pertemuan OPEC+, pembicaraan mengenai kebijakan minyak tahun 2024 sulit dilakukan, sehingga membuat perjanjian sebelumnya mungkin diperpanjang dibandingkan pengurangan produksi yang lebih dalam.

Pertemuan tersebut telah ditunda mulai tanggal 26 November. Sumber-sumber OPEC+ mengatakan hal ini disebabkan oleh ketidaksepakatan mengenai tingkat produksi bagi produsen-produsen Afrika, meskipun sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa kelompok tersebut telah semakin mendekati kompromi mengenai hal ini.

Sementara itu terkait inflasi PCE, diperkirakan melandai menjadi 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menurun menjadi 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Dari pasar obligasi pemerintah, imbal hasil US Treasury acuan kembali melandai, makin menjauhi level tertingginya sejak 2007 silam. Yield Treasury tenor 10 tahun melandai 10 basis poin (bp) menjadi 4,37%. (Ran)