Pelemahan Dolar Katalis Penguatan Harga Emas

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 29 November 2023 01:48 WIB
Ilustrasi Dolar dan Emas (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Dolar dan Emas (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Harga emas terus melonjak dengan kemungkinan akan berada di sekitar US$2.000 per troy ounce sambil menantikan informasi lebih lanjut dari Federal Reserve terkait rencana suku bunga. Harga emas mencapai puncak tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Direktur Indosukses Futures Maruli Tua Sinambela mengatakan bahwa pelemahan nilai dolar dan antisipasi mengenai kebijakan Federal Reserve menjadi pendorong utama menguatnya harga emas

“Antisipasi pasar menunjukkan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada bulan Desember, mendukung kenaikan harga emas. Analisis suku bunga, termasuk hubungannya dengan harga emas sebagai aset tanpa bunga,” ungkap Maruli kepada MonitorIndonesia.com, Selasa (28/11).

Menurut dia, perhatian investor juga terfokus pada faktor ekonomi AS, dengan data PDB kuartal ketiga dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) menjadi sorotan utama.

“Analisis ini mencakup hubungan antara data ekonomi AS dan ekspektasi inflasi, serta dampaknya pada harga emas,” imbuhnya.

“Proyeksi perdagangan emas menunjukkan kisaran $2.000 sampai 2.075 per troy ons, bergantung pada informasi lebih lanjut mengenai rencana suku bunga Federal Reserve,” lanjutnya.

Maruli juga meyakini kenaikan harga emas global akan mempengaruhi harga emas local seperti emas Antam.

“Kenaikan harga emas global akan memberikan dorongan positif pada harga Emas Antam. Faktor lokal seperti biaya produksi, kebijakan pemerintah, dan distribusi juga memainkan peran penting,” tutupnya.

Perhatian investor akan difokuskan pada angka PDB kuartal ketiga AS yang akan dirilis pada hari Rabu (29/11), serta indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang merupakan pengukur inflasi yang lebih disukai oleh Federal Reserve. Data PCE akan dirilis pada hari Kamis.

Kedua data ini dianggap sebagai faktor kunci yang dapat memengaruhi kebijakan moneter di masa depan dan berpotensi memberikan arah baru bagi harga emas. Para pelaku pasar akan tetap waspada terhadap perkembangan ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. (Ran)