Prabowo-Gibran Targetkan Penerimaan Negara terhadap Produk Domestik Bruto Sejajar Kamboja dan Vietnam

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Agustus 2024 2 jam yang lalu
Prabowo Subianto (Foto: MI/AFP/Ist)
Prabowo Subianto (Foto: MI/AFP/Ist)

Jakarta, MI - Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menargetkan penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia bisa sejajar dengan negara tetangga seperti Kamboja dan Vietnam yang saat ini berada pada level 18% dan 23%. 

Demikian disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam sambutannya secara daring di Dialog Nasional Program Makanan Bergizi, dikutip Monitorindonesia.com, Sabtu (3/8/2024). 

Hashim mengatakan, berdasarkan data yang diterima, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan rasio penerimaan negara terhadap PDB Indonesia pada tahun depan hanya 12,7%. 

“Indonesia 10% lebih di bawah Vietnam, Indonesia 5% di bawah Kamboja. Maka Prabowo Gibran sangat optimistis bisa menaikan penerimaan negara sampai minimal Kamboja, Vietnam nanti dalam waktu tidak terlalu lama,” kata Hashim.

Jika Indonesia mampu meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB sebesar 5% atau setara dengan Kamboja, lanjut Hashim, maka diproyeksikan mendapatkan Rp1.200 triliun. “US$75 miliar setiap tahun atau Rp1.200 triliun kalau sama dengan Kamboja,” jelasnya. 

Menurut adik Prabowo itu, beberapa strategi yang disiapkan antara lain mencegah kebocoran penerimaan negara. 

Hal ini, tambah dia, merujuk pada larinya uang masyarakat ke luar negeri melalui sejumlah konsumsi seperti wisata, investasi, perdagangan, hingga game. 

Hashim memberikan salah satu contoh, yakni ada satu perusahaan pengembang permainan daring asal Korea Selatan yang telah meraup sekitar US$9 miliar atau Rp145 triliun dari kantong pemain game di Indonesia. 

Demikian pula ancaman dalam negeri, sejumlah program Prabowo-Gibran berpotensi digerogoti para pelaku dan calon koruptor. 

Kata dia, hal ini membuat pemerintahan mendatang juga serius dalam upaya pengetatan pengawasan penggunaan anggaran dan penerapannya di masyarakat.

“Ini disebut kebocoran, di samping kebocoran yang disebabkan korupsi, ini yang mengurangi kemampuan pemerintah. Ini akan segera Prabowo–Gibran tanggulangi,” beber Hashim. 

Adapun peningkatan PDB sangat penting dalam rangka menuntaskan janji dan program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Salah satunya, menurut Hashim, pendanaan program makan bergizi gratis. 

Total anggaran diperkirakan mencapai Rp450 triliun, namun bisa memperbaiki gizi 82 juta jiwa. 

"Para target program tersebut adalah sekitar 30 juta anak pra sekolah, 48 juta anak sekolah, dan 4 juta orang ibu hamil".

“Berarti kalau kita sama dengan Kamboja, besok kita masih bisa bayar seluruh anggaran dan untuk lain-lain Rp700 triliun masih tersisa,” imbuhnya.

Sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 berada pada rentang 5,0 persen hingga 5,2 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 keseluruhan kami perkirakan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,2 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Untuk triwulan II, KSSK memprediksi pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,0 persen.

Meski melambat dibandingkan triwulan I yang sebesar 5,11 persen, namun sektor konsumsi rumah tangga dan investasi yang menjadi faktor pendorong kinerja ekonomi masih tetap terjaga.

Guna menjaga kinerja konsumsi, belanja pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas harga.

Kementerian Keuangan juga akan terus mendorong program perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat rentan, sehingga daya beli tetap terjaga. (an)