Konsolidasi Aset BUMN ke Danantara Dimulai Akhir Maret 2025, Restrukturisasi Siap Dilaksanakan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Maret 2025 19:15 WIB
Danantara (Foto: Dok MI)
Danantara (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Proses konsolidasi seluruh aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke dalam Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan dimulai pada akhir Maret 2025. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi negara dan mendongkrak kinerja BUMN secara keseluruhan.

“Kami harapkan akhir Maret ini sudah masuk ya. Ya setelah proses inbreng selesai, kemudian itu akan segera masuk BUMN-nya ke Danantara,” ujar Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria kepada awak media, di Istana Negara, Jumat (7/3/2025).

Meskipun beberapa BUMN di sektor konstruksi saat ini sedang mengalami kerugian, Dony menegaskan bahwa aset-aset ini tetap akan dikonsolidasikan ke Danantara. 

Proses restrukturisasi akan dijalankan untuk memperbaiki kondisi perusahaan-perusahaan yang terdampak, guna memastikan keberlanjutan dan peningkatan efisiensi operasional mereka.

Menurutnya, penyehatan beberapa BUMN ‘sakit’ tersebut akan mempercepat proses konsolidasi aset seluruh BUMN ke Danantara. Nantinya, diharapkan juga bahwa BUMN tersebut dapat menyumbangkan keuntungan untuk negara.

“Ah iya, itu nanti akan kita lakukan juga restrukturisasi ya. Tentu akan lebih mudah dengan Danantara,” ucapnya.

Mengapa Aset BUMN yang Merugi Tetap Dikonsolidasikan?

Dony menjelaskan bahwa konsolidasi aset BUMN yang merugi ke dalam Danantara bertujuan untuk memperkuat kondisi masing-masing perusahaan sekaligus memperkokoh Danantara sebagai badan pengelola investasi.

Sebelum konsolidasi dilakukan, dividen yang dihasilkan oleh BUMN langsung disetorkan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Akibatnya, dividen tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis atau memperbaiki kondisi perusahaan yang mengalami kerugian.

Namun, ketika nanti aset BUMN telah dikonsolidasikan ke Danantara, maka dividen tersebut akan dikelola dan diinvestasikan oleh Danantara. Termasuk untuk ekspansi dan juga perbaikan bisnis.

“Iya dan sebagian ke investasi. Nah ini bisa dibayangkan nanti powernya jadi gede kan. Kalau kita punya dulu Rp320 triliun untung, dividennya umpamakan Rp150 triliun selama ini ke APBN kemudian sekarang diinvestasikan ya, diinvestasikan untuk memperluas lagi kekuatan kita untuk percepatan pembangunan,” tutur Donny.

“Tetapi tentu yang diinvestasikan di sektor-sektor dan juga parameter yang memang memberikan hitungan ekonomis untuk Danantara nya sendiri,” tambahnya.

Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang berfungsi sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang mengelola aset amat besar mencapai Rp14.000 triliun.

Sebagai langkah awal, Danantara dirancang untuk mengelola aset negara dengan total nilai kekayaan mencapai lebih dari US$900 miliar. 

Sebagai tahap pertama, modal awal yang dialokasikan untuk Danantara ditaksir sebesar Rp1.000 triliun (mencapai US$61 miliar) yang berasal dari dividen BUMN tahun 2024, serta sebagian dari hasil efisiensi APBN 2025 sejumlah Rp750 triliun yang terdiri dari 3 fase.

Topik:

danantara bpi-danantara bumn