BP Kewalahan! Produksi Gas Turun, Utang Melonjak


Jakarta, MI - Raksasa energi asal Inggris, BP Plc, menghadapi tekanan finansial di awal 2025. Perusahaan mengumumkan bahwa utang bersih mereka melonjak sekitar US$4 miliar pada kuartal I-2025 dibandingkan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan modal kerja serta penurunan produksi hulu dan lemahnya kinerja perdagangan gas. Jumat (11/4/2025).
Penurunan output, terutama dari volume gas yang lebih rendah, menjadi pukulan tersendiri bagi BP, terlebih saat perusahaan tengah berusaha kembali memperkuat posisinya di sektor bahan bakar fosil.
Panduan BP tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah perusahaan energi besar Inggris tersebut mengumumkan rencana untuk kembali fokus pada minyak dan gas (migas) dan mengurangi pengeluaran untuk energi bersih, menyusul tekanan kuat dari investor aktivis Elliott Investment Management.
Pada bulan ini, BP juga mengalami masa sulit, dimana sahamnya anjlok lebih dari 20% di tengah gejolak pasar minyak yang dipicu oleh tarif Presiden AS Donald Trump.
BP melihat volume produksi dan operasi minyak yang "sedikit lebih tinggi" pada kuartal I-2025, tetapi produksi gas dan energi rendah karbon lebih rendah, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. Hasil pemasaran dan perdagangan gas diperkirakan akan "lemah," ujarnya.
Proyeksi BP untuk kuartal I-2025 hadir setelah penutupan tahun 2024 yang mengecewakan, di mana perusahaan mencatat penurunan laba kuartalan lebih dari 60% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menanggapi kondisi tersebut, CEO Murray Auchincloss kemudian mengumumkan strateginya untuk "mengatur ulang".
BP dijadwalkan merilis laporan kinerja kuartal pertamanya pada 29 April mendatang.
Panduan kinerja ini disampaikan hanya empat hari setelah pesaing utamanya, Shell Plc, merilis estimasi awal yang menunjukkan awal tahun yang solid. Shell melaporkan pemulihan dalam perdagangan minyak setelah performa yang lebih lemah pada kuartal IV-2024.
Topik:
bp-plc gas utang-bp