Danantara Tinjau Tawaran Investasi Hilirisasi Nikel Eramet di Weda Bay

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 29 April 2025 18:14 WIB
Danantara (Foto: Dok MI)
Danantara (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tengah memperkuat peran strategisnya dalam sektor hilirisasi. 

Kali ini, perusahaan investasi tersebut mendapat ajakan dari raksasa pertambangan asal Prancis, Eramet, untuk ikut serta dalam pengembangan proyek hilirisasi nikel di Weda Bay, Maluku Utara.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa pihak Eramet menawarkan peluang kolaborasi kepada Danantara sebagai mitra investasi. 

“Mengajak Danantara juga untuk investasi bareng begitu, nah kita terbuka begitu ya,” jelas Rosan di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Ia menambahkan, Eramet berkomitmen untuk kembali melanjutkan rencana hilirisasi bijih nikel yang saat ini dioperasikan PT Weda Bay Nickel.

Perusahaan ini merupakan hasil kemitraan antara Eramet, Tsingshan Group, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam.

Namun, Rosan menyampaikan bahwa Danantara masih melakukan evaluasi terhadap tawaran kerja sama yang baru-baru ini diajukan oleh Eramet.

“Karena mereka juga salah satu, mungkin yang terbesar di Eropa untuk investasi di hilirisasi ini,” ucapnya.

Sebelumnya, Eramet sempat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait dengan komitmen untuk investasi lanjutan di Weda Bay. Saat itu, Airlangga bertemu dengan CEO Eramet Christel Bories di KBRI Paris, Senin (3/3/2025).

“Eramet menyatakan keinginan untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia dengan mitra lokal pada sektor critical minerals.,” tutur Airlangga dikutip dari keterangan resmi, Selasa (4/3/2025).

Airlangga menyebut bahwa Eramet telah berulang kali menegaskan komitmennya kepada pemerintah Indonesia dalam mendukung hilirisasi nikel dan memproduksi baterai EV.

Sementara itu, CEO Eramet, Christel Bories, mengungkapkan bahwa pihaknya masih membutuhkan data lebih lanjut terkait ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk mendukung operasional produksi mereka di Indonesia.

Sebagai langkah lanjutan, Airlangga dan Christel Bories menyepakati perlunya penyusunan peta jalan dan estimasi kapasitas produksi.

Hal ini menjadi dasar pertimbangan pemerintah Indonesia dalam memberikan dukungan terhadap Eramet. Upaya ini dinilai krusial dalam memperkuat pengembangan ekosistem industri nikel di dalam negeri.

Topik:

danantara bpi-danantara eramet rosan-roeslani