Danantara akan Rampingkan 16 Asuransi BUMN Jadi 3, AAJI: Tak Ganggu Swasta

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 26 Juni 2025 18:13 WIB
Danantara (Foto: Dok MI)
Danantara (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berencana merampingkan bisnis asuransi pelat merah. Dari total 16 perusahaan asuransi BUMN, nantinya hanya akan tersisa 3 entitas hasil konsolidasi.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya restrukturisasi agar perusahaan pelat merah di sektor keuangan menjadi lebih efisien dan kompetitif.

Namun, rencana tersebut dipastikan tidak berdampak langsung pada perusahaan swasta di industri asuransi jiwa.

"Kalau saya melihatnya tidak ter-impact dengan asuransi di luar Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena memang kan pemainnya beda," ujar Kepala Departemen Legal AAJI, Hasinah Jusuf usai paparan Media Gathering AAJI di Bogor, Rabu (25/6/2025).

Hasinah menjelaskan, perusahaan asuransi milik negara cenderung menyasar pasar korporasi atau produk kumpulan. Sementara perusahaan swasta lebih banyak bermain di segmen individu, seperti asuransi jiwa personal atau unit-link.

"Asuransi BUMN itu lebih banyak cover kumpulan. Jadi saya nggak melihat impact-nya terlalu besar ke yang asuransi individu," imbuhnya.

Sebagai informasi, asuransi BUMN antara lain Perum Jamkrindo, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), Asuransi Ekspor Indonesia, Jasa Raharja, Askrindo, Jasindo, dan Taspen. Serta AXA Mandiri, BNI Life, dan BRI Life yang juga terafiliasi langsung oleh induk perbankan BUMN.

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengungkapkan bahwa perusahaan pelat merah akan melakukan aksi korporasi besar-besaran dalam 1-2 tahun ke depan.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya peninjauan kembali fundamental bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dony menyebut, akan ada lebih dari 350 aksi korporasi baik akuisisi maupun merger BUMN. "Konsolidasi bisnis ini kita harapkan akan selesai dalam 1-2 tahun ke depan, akan terjadi lebih dari 350-an merger dan akuisisi yang akan kita lakukan," tuturnya dalam acara Outlook Ekonomi DPR Selasa (20/5/2025).

Dony menyampaikan bahwa proses evaluasi terhadap bisnis BUMN ditargetkan selesai pada kuartal IV tahun 2025. Evaluasi ini menjadi langkah awal dalam menyusun pemetaan atau matriks BUMN berdasarkan sektor industrinya.

"Kita harapkan ini akan selesai sampai dengan Oktober tahun ini. Satu per satu, kemudian output-nya kita melakukan matriks daripada perusahaan kita," jelasnya.

Ia menyatakan, melalui aksi korporasi yang dilakukan jumlah BUMN akan berkurang signifikan.l dari 888 perusahaan menjadi kurang dari 200 perusahaan.

"Nah ini akan terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini akan menjadi kurang dari 200 perusahaan yang skalanya besar dan memiliki kemampuan, daya kompetisi yang kuat," tandasnya.

Diharapkan, langkah ini mampu meningkatkan daya saing BUMN agar ke depannya dapat bersaing di tingkat global dan setara dengan perusahaan-perusahaan internasional.

"Dia di sisi holding operation akan memiliki perusahaan-perusahaan yang sangat kuat dan mampu berkompetisi dengan baik," tuturnya.

Topik:

asuransi-bumn danantara aaji