Pasar Keuangan RI Masih Tertinggal dari Malaysia

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 28 Oktober 2025 4 jam yang lalu
Deputi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan (Foto: Repro)
Deputi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Pasar keuangan Indonesia dinilai masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN, seperti Malaysia. Keterlambatan ini terutama terlihat dari masih rendahnya sumber-sumber pembiayaan di pasar modal, baik melalui saham maupun obligasi.

Deputi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, mengungkapkan bahwa kapitalisasi pasar saham Indonesia baru mencapai sekitar 55,67% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2024. Angka tersebut menempatkan Indonesia di posisi keempat di antara negara-negara ASEAN-5.

"Dibandingkan dengan ASEAN, itu kita masih banyak hal yang perlu kita kejar," ujar Ferry, dalam acara Sarahsehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

"Pendalaman pasar keuangan, ini masih perlu terus dilakukan, kita masih punya cukup ruang untuk meningkatkan pendalaman pasar keuangan ini, baik dari sisi pasar modal, pasar obligasi, maupun perbankan," sambungnya.

Dari sisi pasar obligasi, posisi Indonesia juga belum terlalu kuat. Hingga Maret 2025, pangsa pasar obligasi nasional baru mencapai 34,81% dari PDB, menempatkannya di urutan keempat di kawasan ASEAN. Sementara itu, Penyaluran kredit perbankan ke sektor swasta juga ia masih relatif rendah, dengan rasio 36,4% terhadap PDB pada 2024.

"Dengan Malaysia untuk bond marketnya juga kita perlu dorong terus. Ini yang kemudian jadi hal ke depan akan jadi perhatian kita untuk tingkatkan pendalaman pasar keuangan kita," jelasnya. 

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar juga sempat menyinggung tentang ketertinggalan RI dari negara-negara tetangganya dalam hal kontirbusi pasar saham. Kontribusi pasar saham Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah.

"Kontribusi pasar saham terhadap PDB walaupun tumbuh, masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140%, Thailand 101% atau Malaysia 97%," tutur Mahendra dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 di Kantor BEI, Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2025).

Menurutnya, kondisi tersebut menggambarkan bahwa untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar diperlukan perkuatan ekosistem pasar modal Indonesia.

"Sehingga meningkat aspek integritas pasar yang menjadi landasan utama well functioning and efficient capital market," imbuhnya.

Adapun hingga akhir 2024, nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai Rp 12.300 triliun, tumbuh 6% dan setara dengan 56% dari PDB. Dari aktivitas penghimpunan dana telah tercatat 199 penawaran umum dengan nilai penghimpunan Rp 259,24 triliun, termasuk 43 emiten baru Rp 16,68 triliun.

Topik:

pasar-keuangan-ri saham