Vaksin Booster di Negara Kaya Mengancam Ketahanan Covid di Afrika

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 20 Agustus 2021 12:25 WIB
Monitorindonesia.com - WHO memperingatkan bahwa keputusan beberapa negara kaya dunia untuk menyediakan vaksin booster Covid-19 bagi warganya yang sudah disuntik vaksin dosis lengkap akan memundurkan usaha penekanan angka penyebaran wabah mematikan Covid-19 di Afrika. AS, Prancis dan Jerman merupakan beberapa negara kaya dunia yang berencana untuk menawarkan suntikan vaksin booster bagi warganya. Saat ini negara-negara miskin dunia masih berjuang untuk mendapatkan vaksin dosis pertama untuk menyelamatkan warganya. Direktur WHO di Afrika, Matshidiso Moeti memperingatkan bahwa langkah-langkah beberapa negara yang akan memperkenalkan vaksin booster mengancam kemampuan Afrika untuk melepaskan diri dari benturan wabah ini. Dia mengatakan bahwa negara-negara kaya yang sedang menumpuk vaksin menciptakan ketimpangan untuk keseimbangan penyaluran vaksin. “Negara-negara dengan pendapatan tinggi telah mencatat rata-rata 103 dosis vaksin per 100 orang, sedangkan di Afrika masih di angka enam,” ungkap Moeti. “Kegagalan vaksinasi paling berdampak bagi semua negara yang berakibat kematian yang seharusnya. Itu juga akan berkontribusi dimana virus ini akan bermutasi leih jauh dan akhirnya bisa memperlama pemulihan global dari pandemi ini.” WHO melaporkan bahwa lebih dari 7,3 juta kasus Covid-19 di benua Afrika termasuk 184.000 kasus kematian. Ini diperlukan selama dua bulan penangguhan vaksin booster jadi negara-negara bisa menguatkan penyaluran vaksin mereka. Moeti mengatakan bahwa peningkatan sudah terlihat. Dia mencatat fasilitas COVAX telah dikirim sekitar 10 juta dosis ke Afrika selama bulan ini. Menurutnya sudah embilan kali dikirim dalam periode yang sama selama Juli. “Cakupan vaksin sayangnya saat ini tersisa sedikit dengan hanya sekitar dua persen penduduk Afrika yang telah divaksin dengan dosis lengkap,” tutur Moeti. “… Kita berharapo pengiriman vaksin COVAX akan menjadi loncatan untuk mencapai 20% penduduk Afrika menjelang akhir tahun. Dan didukung oleh kiriman dari Uni Afrika dan kesepakatan bilateral. WHO berharap target 30% penduduk Afrika menjelang akhir tahun masih bisa kita capai.” Afrika Barat telah mencatat jumlah kematian tertinggi akibat Covid-19 sejak awal pandemi. WHO melaporkan bahwa kenaikan tingkat kematian sebesar 193% selama empat minggu terakhir. Ini terjadi bersamaan ketika beberapa negara Afrika Barat berjuang melawan wabah lain termasuk virus penyakit Cholera, Ebola dan Marburg. Moeti mengatakan bahwa menghadapi wabah merupakan tantangan yang kompleks. Dia mencatat bahwa sistem kesehatan Afrika Barat lebih lamban dari pada beberapa daerah lainnya. Dia mengatakan di bawah tekanan hebat karena lonjakan kasus Covid-19. Ia meminta untuk investasi besar oleh pemerintah dan para donatur untuk mejamin wabah tersebet dicegah, dideteksi secara berkelanjutan dan cepat berakhir.[Yohana]   Sumber: VOA

Topik:

Vaksin Booster Negara Kaya Ketahanan Covid di Afrika