Petinggi Rusia dan Ukraina Tiba di Turki untuk Melakukan Pembicaraan

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 10 Maret 2022 16:02 WIB
Monitorindonesia.com - Para menteri luar negeri Rusia dan Ukraina telah tiba di Turki untuk pembicaraan tatap muka yang dijadwalkan pada Kamis (10/3) pagi waktu setempat, kata para pejabat, dalam kontak tingkat tinggi pertama antara kedua belah pihak sejak Moskow menginvasi Ukraina. Pejabat dari Kyiv dan Moskow telah mengadakan beberapa putaran diskusi di Belarus, tetapi pertemuan di kota selatan Antalya merupakan pertama kalinya Rusia mengirim seorang menteri untuk membicarakan krisis tersebut. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba telah mendarat di Antalya untuk pembicaraan "tentang Rusia menghentikan permusuhannya dan mengakhiri perangnya melawan Ukraina" kata juru bicara kementerian luar negeri Oleg Nikolenko di Twitter Rabu malam. Sementara itu dari Rusia Sergei Lavrov juga telah tiba untuk pembicaraan, kata seorang pejabat Turki kepada AFP. Dialog antara Kyiv dan Moskow sejauh ini menghasilkan beberapa gencatan senjata lokal dan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi penduduk, tetapi Rusia dituduh melanggar perjanjian itu. Kuleba mengkonfirmasi dalam sebuah video Facebook bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Turki untuk pembicaraan tetapi mengatakan harapannya "terbatas", karena Rusia melanjutkan kampanye pengeboman brutal dan pengepungan kota-kota besar. Dia mengatakan keberhasilan pembicaraan akan tergantung pada "instruksi dan arahan apa yang dilakukan Lavrov" dari Kremlin. "Saya tidak menaruh harapan besar pada mereka, tetapi kami akan mencoba dan mendapatkan yang terbaik dari" pembicaraan dengan persiapan yang efektif, katanya. Pertemuan itu terjadi ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendorong Ankara untuk memainkan peran mediasi. "Kami bekerja untuk menghentikan krisis ini berubah menjadi tragedi," kata Erdogan pada hari Rabu. "Saya berharap pertemuan antara para menteri akan membuka jalan bagi gencatan senjata permanen." Menteri Rusia dan Ukraina akan bergabung pada pertemuan Kamis oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, dengan anggota NATO Turki ingin mempertahankan hubungan yang kuat dengan kedua belah pihak meskipun ada konflik.