Rudal Rusia Hancurkan Apartemen, Sedikitnya 7 Warga Ukraina Tewas

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 7 Oktober 2022 12:29 WIB
Jakarta, MI - Rudal yang ditembakkan Rusia kemarin menghancurkan sebuah blok apartemen di wilayah Ukraina yang menurut Moskow telah dicaplok sehingga menewaskan sedikitnya tujuh orang, kata seorang pejabat Ukraina. Sementara itu, ketidakpuasan meningkat di Rusia terkait penanganan perang oleh para petinggi militer sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (7/10). Serangan rudal di kota Zaporizhzhia di wilayah selatan itu membuat beberapa orang terkubur di bawah puing-puing, kata gubernur setempat. Dia menambahkan setidaknya lima orang masih dinyatakan hilang. Tidak ada komentar langsung dari Rusia setelah invasinya ke Ukraina mulai melemah akibat serangan balasan Ukraina. Ribuan mil persegi wilayah telah direbut kembali Ukraina sejak awal September, termasuk puluhan permukiman dalam beberapa hari terakhir. Ribuan tentara Rusia telah mundur setelah garis pertahanan terdepan runtuh untuk pertama di wilayah timur laut. Kemunduran pasukan Rusia terjadi terutama sejak awal minggu ini di selatan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato video pada hari Kamis bahwa pasukan Kyiv merebut kembali lebih dari 500 km persegi wilayah dan puluhan pemukiman di wilayah Kherson selatan pada bulan Oktober. Sementara itu, Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintahan yang didukung Rusia di wilayah Kherson, mengecam "jenderal dan menteri" di Moskow karena gagal memahami masalah di garis depan. Akan tetapi, tidak ada komentar langsung dari Kementerian Pertahanan Rusia. Ketidakpuasan juga mulai muncul di antara pembawa acara TV pemerintah yang loyal. Sementara itu, foto-foto setelah serangan rudal hari Kamis menunjukkan lubang menganga dan puing-puing berserakan di sebuah blok apartemen lima lantai yang berdiri di sebelah toko anggur. Pemadam kebakaran terlihat membawa orang tua dan anaknya menuruni tangga dan berbicara dengan seorang pria tua yang masih terperangkap di bawah puing-puing. Eduard, seorang pria berusia 49 tahun yang selamat dari serangan itu, mengatakan dia terbangun sekitar pukul lima pagi oleh ledakan kuat. "Kamar dipenuhi asap dan debu. Saya melompat untuk melihat apa yang terjadi," katanya. Sedangkan gubernur regional Starukh mengatakan kru darurat telah menyelamatkan 21 orang. Dia sebelumnya menyebutkan jumlah korban luka sebanyak 12 orang, termasuk seorang anak berusia tiga tahun.