Korban Tewas Penembakan Massal di Thailand Jadi 36 Orang, Termasuk 24 Anak-anak

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 7 Oktober 2022 09:55 WIB
Jakarta, MI - Korban tewas akibat penembakan massal di Thailand kini bertambah menjadi 34 orang. Adapun 24 di antaranya merupakan anak-anak. Penembakan itu terjadi di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand yang diyakini sebagai insiden paling mematikan di negara tersebut. Dilansir dari CNN, Jumat (7/10), pihak berwenang segera melancarkan perburuan terhadap tersangka penyerang, yang kemudian diidentifikasi oleh Biro Investigasi Pusat (CIB) Thailand sebagai Panya Kamrab, seorang mantan polisi berusia 34 tahun. Menurut Polisi Kerajaan Thailand, dia diskors dari tugas polisi awal tahun ini terkait dengan tuduhan kepemilikan narkoba. Di antara lusinan korban adalah istri dan anak tiri Panya, yang menurut penyelidik dia bunuh sebelum bunuh diri. Anak tirinya yang berusia 2 tahun terdaftar di kamar bayi yang dia serang pada hari Kamis, tetapi tidak hadir saat serangan itu dilakukan, menurut seorang kepala polisi setempat. "(Panya) pergi mencari putranya yang berusia dua tahun, tetapi bocah itu tidak ada di sana, jadi dia mulai menembak dan menikam orang-orang di kamar bayi," kata juru bicara polisi Mayor Jenderal Paisan Luesomboon seperti dikutip CNN, Jumat (7/10). Panya kemudian “berhasil masuk ke sebuah ruangan di mana 24 anak sedang tidur bersama,” membunuh semua kecuali satu dari mereka. “Dia juga menggunakan pisau untuk menikam anak-anak dan staf di pusat itu,” kata Paisan. Salah satu guru pusat tersebut menggambarkan pemandangan yang mengerikan kepada media lokal, menjelaskan bahwa penyerang memasuki pusat sekitar tengah hari, sementara dua anggota staf lainnya sedang makan siang. “Saya tiba-tiba mendengar suara itu hanya terdengar seperti petasan. Jadi saya melihat ke belakang [dan] kedua tongkat itu ambruk di lantai,” kata guru itu. “Kemudian dia menarik pistol lain dari pinggangnya, saya tidak menyangka dia juga akan membunuh anak-anak,” kata mereka. Guru juga mengatakan bahwa penyerang juga membawa senjata kedua, serta pisau, yang digunakan untuk menikam guru lain yang sedang hamil delapan bulan. Jenderal Polisi Damrongsak Kittiprapas mengatakan bahwa penyerang “terutama menggunakan pisau” untuk membunuh anak-anak. “Kemudian dia keluar dan mulai membunuh siapa pun yang dia temui di sepanjang jalan dengan pistol atau pisau sampai dia pulang,” kata Damrongsak. "Kami mengepung rumah dan kemudian menemukan bahwa dia bunuh diri di rumahnya," imbuhnya. Pembantaian itu terjadi di Pusat Pengembangan Anak di distrik Uthaisawan Na Klang provinsi Nong Bua Lamphu, menurut sebuah pernyataan dari Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, yang menyebut insiden itu "mengejutkan" dan menyatakan belasungkawanya kepada keluarga para korban.