Mantan Polisi Ngamuk, Sebanyak 34 Orang Dibunuh Termasuk 22 Anak-anak

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 6 Oktober 2022 18:28 WIB
Jakarta, MI - Seorang mantan polisi mengamuk dan membunuh 34 orang, termasuk 22 anak-anak di sebuah pusat perawatan anak di Thailand sebelum menembak mati istri, anaknya dan bunuh diri, kata polisi. Polisi mengidentifikasi penyerang sebagai mantan anggota pasukan yang dipecat dari jabatannya tahun lalu karena tuduhan kejahatan narkoba. Dia menghadapi persidangan atas tuduhan narkoba dan telah berada di pengadilan beberapa jam sebelum penembakan, kata polisi seperti dikutip ChannelNewsAsia.com. Pejabat polisi distrik Chakkraphat Wichitvaidya mengutip saksi yang mengatakan pria bersenjata itu juga terlihat memegang pisau dalam serangan di kota Uthai Sawan, 500 km timur laut Bangkok di provinsi Nong Bua Lamphu. Tangkapan layar dari rekaman video oleh PBS Thailand menunjukkan orang-orang berkumpul di provinsi utara Thailand Nong Bua Lam Phu, di mana seorang mantan polisi menembak mati sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah rumah perawatan anak . Sekitar 30 anak berada di pusat perawatan itu ketika pria bersenjata itu tiba dan melakukan penembakan, kata pejabat distrik bernama Jidapa Boonsom. "Penembak datang sekitar waktu makan siang dan menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak terlebih dahulu," kata Jidapa. Dia menambahkan bahwa di antara mereka adalah seorang guru yang sedang hamil delapan bulan. Awalnya, orang mengira tembakan itu adalah kembang api, katanya. "Sungguh mengejutkan. kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahu dia menembak. Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat yang seperti ini." Pria bersenjata itu memaksa masuk ke ruangan terkunci di mana anak-anak sedang tidur, kata Jidapa. Dia bilang dia pikir dia membunuh anak-anak di sana dengan pisau. Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menyebut insiden itu "mengejutkan". Dalam sebuah posting Facebook, dia mengirim ucapan belasungkawa kepada keluarga para korban dan memerintahkan semua lembaga untuk segera merawat yang terluka. “Saya sudah perintahkan kepala kepolisian untuk turun ke daerah agar proses hukum segera berjalan, serta meminta semua pihak terkait untuk segera membantu semua orang yang terkena dampak,” tulisnya. [John Octaveri]