Sebut Putin Salah Perhitungan, Biden Yakin Tak Akan Ada Serangan Nuklir Taktis ke Ukraina

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 12 Oktober 2022 14:18 WIB
Jakarta, MI - Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah "aktor rasional" yang salah perhitungan untuk menduduki Ukraina dan yakin tidak akan menggunakan senjata nuklir taktis. Biden mengatakan kepada CNN dalam sambutannya yang dirilis menjelang wawancara TV kemarin bahwa dia percaya rekan Rusia-nya itu telah meremehkan keganasan perlawanan Ukraina dalam menghadapi invasi. "Dia pikir dia akan disambut dengan tangan terbuka. Dia pikir Kyiv akan menyambut baik Rusia dan saya kira dia (Putin) benar-benar salah perhitungan secara signifikan," kata Biden seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (12/10). Ketika ditanya oleh pewawancara Jake Tapper seberapa realistis dia percaya bahwa Putin akan menggunakan senjata nuklir taktis, Biden menjawab: "Yah, saya rasa dia tidak akan melakukannya." Presiden Biden sebelumnya mengaku pemerintahannya sedang mencari apa yang dia gambarkan sebagai "jalan keluar" bagi Putin untuk mengurangi invasi ke Ukraina sebelum dia menggunakan senjata pemusnah massal. Biden memperingatkan pekan lalu bahwa dunia mempertaruhkan "Armageddon" dalam pernyataan langsung yang tidak biasa tentang bahaya yang ditimbulkan oleh ancaman terselubung Putin untuk menggunakan senjata nuklir. Putin berpotensi menggunakan senjata nuklir untuk membantu upaya Rusia yang goyah untuk mengambil alih sebagian besar wilayah Ukraina. Keadaan pikiran putin telah menjadi subjek banyak perdebatan setelah presiden Rusia mengalami serangkaian kemunduran militer baru-baru ini dalam invasi, yang dia luncurkan pada bulan Februari. Kemarin Biden menyatakan percaya Putin rasional secara keseluruhan, tetapi dia mempertanyakan bahasa yang digunakan ketika mengumumkan invasi ke Ukraina pada bulan Februari. “Jika Anda mendengarkan pidato yang dia sampaikan ketika keputusan itu dibuat, dia berbicara tentang seluruh gagasannya. Dia harus menjadi pemimpin Rusia yang menyatukan semua penutur bahasa Rusia. Maksud saya, saya hanya berpikir itu tidak rasional," kata Biden. Pernyataan Biden dirilis setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, meminta para pemimpin G7 untuk membantu lebih banyak sistem pertahanan udara dan misi pemantauan di perbatasan Belarusia, ketika Rusia terus menyerang infrastruktur utama di Ukraina dengan gelombang baru serangan rudal. Sebagai tanggapan atas pidato Zelenskiy, para pemimpin G7 mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan “berdiri teguh dengan Ukraina selama diperlukan”. Dalam pidato video terpisah pada Selasa malam, Zelenskiy mengatakan: “Musuh meluncurkan gelombang kedua serangan teroris terhadap negara kami. Hingga pagi ini, ada 28 rudal, 20 di antaranya ditembak jatuh. Lebih dari 15 drone, hampir semuanya adalah drone tempur Iran dan sebagian besar ditembak jatuh, katanya.