Korban Tewas Serangan Militer Myanmar atas Etnis Minoritas Kachin Capai 60 Orang

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 25 Oktober 2022 10:39 WIB
Jakarta, MI - Militer Myanmar menewaskan 60 orang, termasuk para musisi dalam serangan udara yang mematikan saat konser yang diadakan faksi pemberontak etnis minoritas Kachin berlangsung di negara itu, menurut pihak penyelenggara. Serangan itu dilaporkan terjadi tiga hari sebelum para menteri luar negeri Asia Tenggara dijadwalkan menghadiri pertemuan khusus di Indonesia untuk membahas meluasnya kekerasan di negara tersebut. Jumlah korban pada perayaan di negara bagian utara Kachin itu menjadi yang tertinggi dalam serangan udara tunggal oleh militer sejak merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari tahun lalu ketika menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Tidak mungkin untuk mengkonfirmasi secara independen rincian insiden itu, meskipun media yang bersimpati kepada orang-orang Kachin memposting video yang menunjukkan serangan itu fatal dan bangunan kayu yang hancur dan rata dengan tanah. Rekaman menunjukkan sepeda motor yang rusak, kursi plastik dan puing-puing lainnya berserakan di tanah. Akan tetapi tidak ada komentar langsung dari media militer atau pemerintah. Selama beberapa dekade, minoritas Myanmar itu berupaya menuntut otonomi melalui pemberontakan. Perlawanan anti-pemerintah telah meningkat tajam secara nasional dengan pembentukan gerakan pro-demokrasi bersenjata yang menentang kudeta militer tahun lalu. Sebagian wilayah dilanda pertempuran. Hampir 2.300 warga sipil tewas dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat dan 15.000 orang telah ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal. Perayaan pada Minggu malam itu merupakan peringatan 62 tahun berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO) yang diadakan di sebuah pangkalan yang juga digunakan untuk pelatihan militer oleh sayap bersenjatanya, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA). Lokasi itu berada di dekat desa Aung Bar Lay di kotapraja Hpakant, daerah pegunungan terpencil 600 mil (965km) utara Yangon. Juru bicara Asosiasi Artis Kachin mengatakan kepada Associated Press bahwa, menurut anggotanya yang tampil di perayaan itu, pesawat militer menjatuhkan bom sekitar pukul 8 malam. Antara 300 dan 500 orang hadir dan seorang penyanyi Kachin dan pemain keyboard termasuk di antara yang tewas, kata juru bicara itu yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan oleh pihak berwenang. Mereka yang tewas juga termasuk tentara KIA, juru masak, pemilik bisnis pertambangan batu giok dan warga sipil lainnya, kata juru bicara itu. Dia menambahkan bahwa setidaknya 10 militer Kachin dan pebisnis VIP termasuk di antara yang tewas. Kachin News Group, outlet media yang bersimpati kepada KIO, melaporkan jumlah korban yang sama dan mengatakan pasukan keamanan pemerintah menghalangi mereka yang terluka untuk dirawat di rumah sakit di kota-kota terdekat. Sedangkan kantor PBB di Myanmar mengatakan "sangat prihatin dan sedih dengan laporan serangan udara", sementara itu Amnesty International memperingatkan bahwa serangan itu menunjukkan pola peningkatan represi oleh pemerintah.