AS: Percepat Reunifikasi, China Tidak Akui Lagi Status Quo atas Taiwan

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 27 Oktober 2022 05:50 WIB
Jakarta, MI - China memutuskan untuk tidak lagi mengambil sikap status quo atas Taiwan dalam hubungannya dengan Amerika Serikat dan akan meningkatkan tekanan pada pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut. Demikian dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Bloomberg seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (27/10). Blinken mengatakan China telah mengubah pemahaman dasar yang berlaku selama beberapa dekade antara Washington dan Beijing bahwa perbedaan pandangan soal Taiwan akan dikelola secara damai. Dia juga mengatakan bahwa China tidak lagi dapat menerima status Taiwan dan tidak menutup kemungkinan akan mencaplok pulau itu dengan kekuatan militer. "Yang berubah adalah ini: Keputusan pemerintah di Beijing bahwa status quo tidak lagi dapat diterima, bahwa mereka ingin mempercepat proses reunifikasi," kata Blinken. Dia menambahkan bahwa China juga telah membuat keputusan untuk "menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan mereka" jika taktik tekanan tidak berhasil. "Itulah yang secara fundamental berubah. Washington tidak menginginkan "Perang Dingin" dan tidak berusaha untuk menahan China, tetapi tegas dan membela kepentingan AS," ujarnya. Pekan lalu, diplomat terkemuka AS mengatakan Beijing bertekad untuk mempercepat reunifikasi dengan Taiwan "pada waktu yang jauh lebih cepat," meskipun tidak menentukan tanggal. Pemerintahan presiden Joe Biden telah berulang kali menuduh China menggunakan kunjungan ke Taiwan pada Agustus oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebagai dalih untuk meningkatkan latihan militer di sekitar pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri. Jenderal tertinggi AS mengatakan tahun lalu bahwa China tidak mungkin merebut Taiwan secara militer dalam beberapa tahun ke depan. Sementara itu, komandan Komando Indo-Pasifik AS mengatakan kepada Kongres bahwa ancaman ini dapat terwujud dalam enam tahun. Pemimpin China, Xi Jinping mengatakan dalam kongres lima tahunan Partai Komunis China yang berkuasa bulan ini bahwa Beijing tidak akan pernah melepaskan hak untuk menggunakan kekuatan atas Taiwan, tetapi akan berusaha untuk mengupayakan resolusi damai.