Kuil Syiah Diserang Kelompok Bersenjata di Iran, Sedikitnya 15 Orang Tewas

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 27 Oktober 2022 08:07 WIB
Jakartra, MI - Pria bersenjata menyerang sebuah kuil Muslim Syiah di kota Shiraz, Iran sehingga menewaskan sedikitnya 15 orang ketika pasukan keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa menandai 40 hari sejak kematian Mahsa Amini dalam tahanan. Kantor berita Iran, Irna menggambarkan para penyerang sebagai “teroris takfiri”, sebuah label yang digunakan oleh pejabat di Iran yang didominasi Muslim Syiah untuk merujuk pada kelompok Islam garis keras Sunni yang bersenjata. Serangan itu kemudian diklaim oleh Negara Islam (ISIS) dalam sebuah pernyataan yang diposting di saluran telegram kelompok teror itu. Para penyerang berada di dalam mobil dan menembaki para peziarah dan staf di pintu masuk ke kuil Shah Cheragh, menurut Irna mengutip para saksi mata. Polisi menangkap dua dari tiga penyerang dan sedang mencari yang ketiga. Nour news, outlet media yang berafiliasi dengan badan keamanan utama Iran, menyatakan orang-orang bersenjata itu bukan warga negara Iran. Kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan beberapa anak termasuk di antara yang tewas. Serangan semacam itu jarang terjadi di Iran, tetapi April lalu, seorang penyerang menikam dua ulama hingga tewas di tempat suci Imam Reza, situs Syiah paling dihormati di negara itu yang berlokasi di timur laut kota Mashhad. Serangan itu terjadi pada hari yang sama ketika pasukan keamanan Iran menembaki pelayat yang berkumpul di kampung halaman Amini di Saqqez di provinsi Kurdistan, menurut seorang saksi mata. "Polisi anti huru hara menembak pelayat yang berkumpul di pemakaman untuk upacara peringatan Mahsa ... Belasan orang ditangkap," kata saksi itu. Akan tetapi pihak berwenang Iran tidak tersedia untuk berkomentar. Kantor berita semi-resmi Iran Isna mengatakan sekitar 10.000 orang berkumpul di pemakamandan menambahkan bahwa internet terputus setelah bentrokan antara pasukan keamanan dan orang-orang di sana. Tayangan video di media sosial menunjukkan ribuan orang Iran berbaris menuju pemakaman tempat Amini dimakamkan meskipun banyak polisi anti huru hara. Para aktivis telah menyerukan aksi protes di seluruh negeri untuk menandai 40 hari sejak Mahsa meninggal setelah ditahan karena "pakaian yang tidak pantas".