Dunia Ketar-Ketir! Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 23 Juni 2025 12:28 WIB
Selat Hormuz (Foto: Istimewa)
Selat Hormuz (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Ketegangan di Timur Tengah makin memanas. Parlemen Iran dilaporkan telah menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia, sebagai respons terhadap serangan Amerika Serikat (AS) ke fasilitas nuklir Iran.

Langkah ini langsung memicu reaksi keras dari Washington. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, meminta Pemerintah China untuk turun tangan dan mendesak Iran agar tidak melanjutkan niat tersebut.

“Saya mendorong Pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka (Iran) tentang hal itu (potensi penutupan Selat Hormuz), karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” ujar Rubio saat diwawancara Fox News dalam program “Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo” pada Minggu (22/6/2025).

Rubio juga memperingatkan bahwa jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, itu akan menjadi kesalahan besar yang bisa memperburuk eskalasi konflik global.

“Itu adalah bunuh diri ekonomi bagi mereka jika mereka melakukannya. Dan kami memiliki opsi untuk mengatasinya,” katanya.

Menurutnya,  negara-negara lain juga harus mempertimbangkan cara untuk menghadapi skenario jika Selat Hormuz ditutup oleh Iran. “Negara-negara lain juga harus mempertimbangkannya. Itu akan merugikan ekonomi negara lain jauh lebih buruk daripada ekonomi kita,” jelasnya.

Rubio menilai bahwa jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, tindakan itu akan memicu eskalasi serius yang kemungkinan besar memerlukan respons dari AS dan sejumlah negara lainnya. 

Hingga saat ini, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar atas pernyataan Rubio tersebut.

Isu penutupan Selat Hormuz mencuat setelah Amerika Serikat melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir milik Iran. Teluk Persia adalah perairan yang berbatasan dengan Iran, Irak, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Oman. 

Teluk itu meliputi area seluas sekitar 87 ribu mil persegi dengan kedalaman maksimum 100 meter. Dan Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur maritim untuk keluar dari teluk tersebut.

Selat Hormuz Punya Peran Strategis

Selat Hormuz memiliki peran yang sangat strategis, bukan hanya bagi stabilitas kawasan, tetapi juga bagi perekonomian global. Jalur ini menjadi titik krusial dalam arus distribusi minyak, menghubungkan negara-negara produsen minyak di Timur Tengah ke pasar Asia, Eropa, Amerika Utara, dan sekitarnya.

Pada bagian tersempitnya, lebar Selat Hormuz mencapai sekitar 33 kilometer, namun jalur navigasi yang dapat dilalui kapal hanya selebar tiga kilometer di kedua arah. Belasan juta barel minyak mentah yang diangkut kapal tanker melintasi Selat Hormuz setiap harinya.

Selain minyak, Selat Hormuz juga merupakan rute yang digunakan untuk hampir semua gas alam cair (LNG) yang diprodkusi eksportir LNG terbesar di dunia, Qatar. Menurut situs Maritime Executiver, Qatar mengekspor 3,7 miliar kaki kubik LNG per tahun melalui selat itu.

Semua kapal yang melintasi Selat Hormuz, termasuk kapal militer milik AS, diwajibkan melakukan komunikasi dengan angkatan laut Iran, baik dari militer reguler maupun Garda Revolusi Iran. Kapal-kapal masuk melalui perairan Iran. Mereka keluar melewati perairan teritorial Oman.

Topik:

selat-hormuz iran amerika-serikat parlemen-iran