Antisipasi Perang di Ukraina, Militer Norwegia Siaga Tinggi

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 1 November 2022 11:31 WIB
Jakarta, MI - Norwegia menempatkan militernya pada siaga tinggi dengan memindahkan lebih banyak personel ke tugas operasional dan meningkatkan peran kekuatan mobilisasi cepat dalam menanggapi perang di Ukraina. Langkah itu diambil Norwegia meskipun Perdana Menteri Jonas Gahr Støre  mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa Rusia bermaksud untuk menyerbu. “Ini adalah situasi keamanan paling parah dalam beberapa dekade,” kata Gahr Støre pada konferensi pers seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (1/11). Dia mengatakan tidak ada indikasi bahwa Rusia memperluas peperangannya ke negara lain, tetapi ketegangan yang meningkat membuat negaranya lebih rentan terhadap ancaman, operasi intelijen, dan kampanye pengaruh. Gahr Støre juga mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa Rusia ingin menyerang Norwegia atau negara lain secara langsung, akan tetapi pihaknya harus lebih waspada. Saya tidak percaya orang biasa akan melihat perubahan apa pun, katanya. Sedangkan Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Putin melakukan balas dendam atas kegagalan militernya dengan serangan terbaru. Norwegia juga akan membawa armada baru pesawat patroli maritim pemburu kapal selam P-8 Poseidon buatan AS untuk operasi reguler dengan kecepatan lebih cepat dari yang direncanakan semula, kata Kepala Pertahanan Norwegia, Jenderal Eirik Kristoffersen. Dia menambahkan bahwa angkatan bersenjata akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk pelatihan dan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas operasional. Sedangkan penjaga keamanan dalam negeri, kekuatan mobilisasi cepat, akan memainkan peran yang lebih aktif, kata Menteri Pertahanan, Bjørn Arild Gram. Angkatan Udara telah membatalkan pelatihan di AS dengan jet tempur F-35 dan lebih memilih untuk mempertahankannya di Norwegia, kata Kristoffersen. “Kami memperkirakan situasi ini akan berlangsung setidaknya selama satu tahun,” katanya. Sedangkan Gahr Støre menekankan bahwa tidak ada yang terjadi dalam beberapa jam terakhir yang menyebabkan peningkatan kesiapsiagaan yang “disebabkan oleh perkembangan dari waktu ke waktu”. Norwegia memiliki perbatasan sepanjang 198km (123 mil) dengan Rusia di Kutub Utara. Pekan lalu, pihak berwenang Norwegia menahan seorang pria yang mereka katakan menyamar sebagai sarjana Brasil tetapi diduga seorang perwira intelijen Rusia yang dicurigai sebagai mata-mata. Badan intelijen domestik PST Norwegia menyatakan namanya adalah Mikhail Mikushin. Tersangka ditahan di Troms, tempat dia bekerja di Universitas Arktik Norwegia. Beberapa warga Rusia ditahan di Norwegia dalam beberapa pekan terakhir, terutama karena memiliki drone atau diduga memotret sejumlah objek terlarang. Negara-negara Eropa telah meningkatkan langkah-langkah keamanan di sekitar infrastruktur energi, internet, dan listrik setelah ledakan bawah laut menghancurkan dua pipa gas alam di Laut Baltik yang dibangun untuk mengirimkan gas Rusia ke Jerman. Jaringan pipa Nord Stream yang rusak di Swedia dan Denmark mengeluarkan sejumlah besar metana, gas rumah kaca yang kuat ke udara.