Rusia Menarik Diri dari Kesepakatan Jaminan Keamanan Ekspor Bahan Pangan Ukraina

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 1 November 2022 12:30 WIB
Jakarta, MI - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia menarik diri untuk sementara, bukan membatalkan, partisipasinya dalam kesepakatan yang memberikan jaminan keamanan pelayaran kapal logistik untuk membawa produk ekspor biji-bijian dari Ukraina. Moskow menarik diri dari perjanjian yang ditengahi PBB pada hari Sabtu dan menuduh bahwa Ukraina telah menggunakan koridor keselamatan di Laut Hitam untuk menyerang armadanya. Akan tetapi PBB menyatakan tidak ada kapal di dalam koridor keselamatan pada malam itu sebagaimana yang dituduhkan. Sementara Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kesepakatan itu akan dihormati dan menuduh Rusia "memeras dunia dengan taruhan kelaparan" meskipun klaim itu dibantah Rusia. Meskipun sikap Putin berubah, namun 12 kapal berisi 354.500 ton makanan, termasuk biji-bijian, meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina pada hari Senin, menurut Kementerian Infrastruktur Ukraina seperti dikutip BBC.com, Selasa (1/11). Salah satu kapal yang membawa 40.000 ton biji-bijian ditujukan ke Ethiopia, di mana "kemungkinan nyata kelaparan massal" terjadi. Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari, angkatan lautnya memberlakukan blokade di pelabuhan Laut Hitam Ukraina sehingga menjebak sekitar 20 juta ton biji-bijian untuk ekspor bersama dengan bahan makanan lain seperti jagung dan minyak bunga matahari. Akan tetapi pada bulan Juli, kesepakatan antara Ukraina dan Rusia ditengahi oleh Turki dan PBB dan bersetuju untuk melanjutkan ekspor biji-bijian melalui pelabuhan Laut Hitam. Pada hari Senin Presiden Putin mengatakan kesepakatan itu ditangguhkan sembari merujuk pada serangan pesawat tak berawak "besar-besaran" terhadap armadanya di Krimea yang dia duga berkaitan dengan serangan di Kyiv. Dia mengatakan keamanan maritim harus dipastikan dan menerapkan ekspor biji-bijian dalam kondisi seperti itu terlalu berisiko. "Ukraina harus menjamin bahwa tidak akan ada ancaman terhadap kapal sipil," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi. Kyiv belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dengan mengatakan Moskow telah lama berencana untuk mengabaikan kesepakatan yang ditengahi internasional dan menggunakan serangan itu sebagai dalih untuk melakukannya. "Dalam kondisi ketika Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keamanan pengiriman di wilayah ini maka kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin. Hal itu jauh lebih berisiko dan berbahaya selain tidak terjamin," ujar juru bicara presiden Ukraina Dmitry Peskov. Penarikan Rusia dari kesepakatan itu juga dikecam oleh AS, yang mengatakan Moskow telah "mempersenjatai makanan". Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mendesak Rusia untuk membatalkan keputusannya dengan mengatakan hal itu membahayakan ekspor biji-bijian dan pupuk yang akan berdampak pada krisis pangan global. Duta Besar Rusia untuk AS menolak tuduhan bahwa negaranya telah memperburuk krisis pangan global dengan mengatakan tidak adil mengkritik Rusia. Penangguhan itu terjadi ketika Rusia mengatakan telah memperluas evakuasinya di wilayah Kherson yang diduduki meskipun menyatakan pada akhir pekan bahwa hal itu telah berakhir.