Akankah Netanyahu Kembali Jadi Perdana Menteri Israel?

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 1 November 2022 16:30 WIB
Jakarta, MI - Rakyat Israel memberikan suara pada hari ini dalam pemilihan kelima mereka dalam waktu kurang dari empat tahun, sementara mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu yang berhaluan garis keras berkampanye untuk kembali berkuasa bersama sekutu sayap kanannya. Pemungutan suara terbaru itu mengikuti runtuhnya apa yang disebut koalisi "perubahan". Koalisi itu menyatukan delapan partai berbeda yang berhasil menggulingkan Netanyahu tahun lalu setelah mencatat rekor sebagai perdana menteri, tetapi akhirnya gagal membawa stabilitas politik. Israel memiliki waktu hingga pukul 8 malam GMT untuk memberikan suara mereka, setelah itu tawar-menawar yang rumit untuk membangun koalisi akan berlangsung. Perdana Menteri sementara Yair Lapid berusaha untuk mempertahankan kekuasaan, sedangkan partainya yang berhaluan tengah Yesh Atid sedikit tertinggal di belakang partai sayap kanan Netanyahu, Likud dalam jajak pendapat. Lapid, seorang mantan pembawa acara TV, pada hari Selasa mendesak para pemilih untuk memberikan suara mereka. "Pergi dan pilih hari ini untuk masa depan anak-anak kita, untuk masa depan negara kita. Pilih yang terbaik!" katanya di sebuah tempat pemungutan suara Tel Aviv. Dalam sistem politik di Israel, pergeseran satu suara saja dari 120 kursi Knesset yang diperebutkan, dapat memperkuat koalisi yang berkuasa atau malah menyebabkan kebuntuan lebih lanjut dan kemungkinan pemilihan baru yang hasilnya tetap tidak pasti. Di sebuah tempat pemungutan suara di Tel Aviv, pemilih sayap kiri Shai Barkan menyesali kebuntuan yang "mengerikan" dalam beberapa tahun terakhir. "Saya melakukan tugas sipil saya dan saya berharap pemilihan ini akan menjadi yang terakhir selama empat tahun ke depan," kata desainer berusia 66 tahun itu kepada AFP seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (1/11). Sementara itu, Netanyahu, yang diadili karena korupsi dan pelanggaran kepercayaan, telah berbicara kepada para pendukung partai dari bus kampanye antipelurunya. Dia berusaha meyakinkan mereka bahwa hanya dia yang bisa menjaga keamanan negara. "Saya meminta Anda untuk pergi ke semua teman Anda, semua tetangga Anda, semua kerabat Anda, dan memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang tinggal di rumah," kata pria berusia 73 tahun yang dikenal sebagai Bibi tersebut kepada para pendukungnya dalam sebuah pertemuan politik baru-baru ini.