Lebih dari 100 Prajurit Ukraina Tewas di Dnipro, AS Akan Kirim Bom Presisi GLSDB

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 28 November 2022 20:47 WIB
Jakarta, MI - : Kementerian Pertahanan Rusia (MoD) menyatakan lebih dari 100 prajurit Ukraina tewas dalam pertempuran baru-baru ini di wilayah Dnipro saat kedua pihak saling menggencarkan serangan menyusul akan masuknya musim dingin yang ekstrem. Dalam laporan itu juga disebutkan selain banyaknya tentara Ukraina yanbg tewas, sebanyak delapan kendaraan lapis baja dan lima kendaraan telah dihancurkan ketika sedang dimuat ke alat transportasi kereta api. MoD menambahkan bawah sistem pertahanan udara Rusia telah menghancurkan tujuh kendaraan udara tak berawak (drone) Ukraina di wilayah Luhansk, Donetsk, dan Kherson. Sementara itu, kantor Kepresidenan Ukraina menyatakan bahwa setidaknya empat warga sipil tewas dan 11 lainnya terluka dalam serangan terbaru Rusia. Disebutkan bahwa pertempuran sengit terus berlanjut di sepanjang garis depan di wilayah timur. Rusia dilaporkan secara gencar menyerang Bakhmut dan Toretsk. “Orang-orang berlindung di ruang bawah tanah, banyak di antaranya terisi air,” kata Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (28/11). Disebutkan bahwa mereka hidup dalam kondisi bencana tanpa listrik atau pemanas. Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan siap untuk mengirim bom presisi kecil baru ke Ukraina . Disebutkan bahwa Pentagon sedang mempertimbangkan proposal Boeing untuk memasok Ukraina dengan bom presisi kecil dan murah. Akan tetapi, bom itu memungkinkan Kyiv menyerang jauh di belakang garis Rusia saat negara Barat berjuang untuk memenuhi permintaan lebih banyak senjata untuk Ukraina. Sistem yang diusulkan pihak Boeing itu, yang dijuluki Ground-Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), adalah salah satu dari beberapa rencana untuk mengirim amunisi baru ke Ukraina oleh dari sekutu Eropa Timur AS, menurut sumber industri kepada kantor berita Reuters. GLSDB bisa paling cepat pada awal 2023, menurut dokumen yang ditinjau oleh Reuters dan tiga orang yang mengetahui rencana tersebut. Doug Bush, kepala bagian urusan pembelian senjata Angkatan Darat AS, mengatakan kepada wartawan bahwa Angkatan Darat juga mencatat percepatan produksi peluru artileri 155 milimeter yang saat ini hanya diproduksi di fasilitas pemerintah dengan mengizinkan kontraktor pertahanan untuk membuatnya.