Europol Tangkap Super Kartel Penguasa Sepertiga Perdagangan Kokain di Eropa

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 29 November 2022 07:03 WIB
Jakarta, MI - Sebuah jaringan "super kartel" yang menguasai sepertiga dari perdagangan kokain di Eropa berhasil dilumpuhkan dan ditangkap di enam negara, menurut Badan Kepolisian Uni Eropa (Europol). Europol mengumumkan bahwa 49 tersangka ditangkap dalam upaya penyelidikan setelah penggerebekan di Eropa dan Uni Emirat Arab (UEA) yang menargetkan "pusat komando dan kontrol" serta dan jaringan logistik kartel. Salah satu tersangka adalah warga negara Inggris, yang diduga memimpin kartel. Tersangka tersebut digambarkan memiliki hubungan dengan jaringan Costa del Sol. Dia meninggalkan Spanyol setelah percobaan penculikan terhadapnya dan melarikan diri ke Dubai dan terus menjalankan operasi narkoba, menurut pernyataan dari Badan Keamanan Sipil Spanyol. Sedangkan sumber Europol mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa salah satu tersangka asal Belanda adalah "ikan yang sangat besar". Total 14 penangkapan dilakukan di Belanda pada tahun 2021, sementara dua tersangka asal Belanda yang "bernilai tinggi" ditangkap di Dubai. Tersangka asal Belanda itu juga diduga terkait dengan Ridouan Taghi, yang ditangkap pada 2019 dan sekarang diadili di Belanda. Dia menghadapi tuduhan pembunuhan dan menjalankan kelompok penyelundupan kokain yang berbasis di Amsterdam. Saat Taghi ditangkap di Dubai hampir tiga tahun lalu, dia digambarkan sebagai "salah satu pria paling berbahaya dan paling dicari di dunia". Wartawan investigasi Belanda, Peter R de Vries, yang ditembak mati di jalan Amsterdam pada tahun 2021, dikatakan ada dalam daftar korban kematiannya meskipun dibantah Taghi. Sementara itu, otoritas Spanyol mengatakan pemasok obat itu adalah warga negara Panama yang juga berbasis di Dubai. Di bawah nama sandi Desert Light, polisi melakukan penggerebekan bersama di beberapa negara Eropa dan UEA antara 8 dan 19 November dengan tujuan membongkar kartel tersebut. Penangkapan itu dilakukan mengikuti penyelidikan secara paralel di Spanyol, Prancis, Belgia, Belanda, dan UEA, yang dikoordinasikan oleh Europol. Europol menyebut kelompok itu sebagai "jaringan kriminal yang produktif" yang terlibat dalam perdagangan narkoba berskala besar dan pencucian uang. Polisi Inggris, AS dan Bulgaria juga terlibat. Lebih dari 30 ton kokain disita, yang menurut polisi bisa mencapai sepertiga dari total perdagangan di Eropa. Sebanyak sepuluh orang ditangkap di Belgia, enam di Prancis dan 13 di Spanyol, serta 14 di Belanda pada tahun 2021. Sedangkan total enam tersangka yang "bernilai tinggi" ditangkap di Dubai. Pihak pengadilan Belanda menyatakan mereka akan meminta ekstradisi para tersangka dari UEA. Salah satu tersangka adalah seorang pria berusia 37 tahun yang berkewarganegaraan ganda Belanda dan Maroko. Mereka ditahan karena diduga mengimpor ribuan kilogram kokain ke Belanda pada tahun 2020 dan 2021. “Ini adalah tindak pidana serius yang berkaitan dengan perdagangan narkoba internasional, terutama dari Amerika Selatan melalui pelabuhan Antwerpen dan Rotterdam,” menurut pihak pengadilan Belanda seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (29/11). Kartel narkoba itu dijalankan dari UEA, di mana para tersangka merasa tidak tersentuh dan menikmati standar hidup yang tinggi dan penangkapan dilakukan setelah kesepakatan kerja sama dicapai antara Europol dan UEA pada bulan September.