NATO: Putin Memamfaatkan Musim Dingin yang Beku untuk Menyerang Ukraina

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 29 November 2022 12:33 WIB
Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan embun beku, salju, dan es "sebagai senjata" tidak hanya di medan pertempuran tetapi juga untuk menyerang warga sipil Ukraina. "Presiden Putin sekarang mencoba menggunakan musim dingin sebagai senjata perang melawan Ukraina dan hal ini mengerikan. Kami perlu bersiap untuk lebih banyak melakukan serangan," katanya menjelang pertemuan dua hari para menteri luar negeri NATO di Bucharest, Rumania seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (29/11). Dia menambahkan bahwa itulah alasan mengapa sekutu NATO meningkatkan dukungan mereka ke Ukraina. Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan sebagian dari tiga juta orang di kota itu mungkin harus dievakuasi ke tempat lain yang lebih aman agar tidak terlalu rentan terhadap serangan rudal. Selama berminggu-minggu, Rusia telah menggempur fasilitas energi di sekitar Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya dengan serangan rudal yang biasanya terjadi pada hari Senin di awal minggu kerja sehingga mengakibatkan pemadaman listrik dan pasokan air. Dengan suhu sekitar titik beku dan diperkirakan akan turun serendah -11C dalam waktu kurang dari seminggu, bantuan internasional semakin difokuskan pada barang-barang seperti generator dan trafo untuk memastikan pemadaman listrik yang memengaruhi mulai dari dapur hingga ruang operasi sesingkat mungkin. Situasi listrik yang sangat buruk membuat Ukraina yang biasanya menjual energi berubah menjadi pemgimpor listrik dari negara tetangga Rumania. Presiden Rusia Vladimir Putin terus berusaha menjadikan Ukraina sebagai lubang hitam tanpa cahaya, tanpa listrik, tanpa pemanas untuk membuat orang Ukraina berada dalam kegelapan dan dingin," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Josep Borrell yang memimpin pertemuan para menteri Uni Eropa di Bukares, Rumania. Tujuan pertemuan itu untuk membantu Ukraina yang mengalami krisis kemanusiaannya. “Jadi kami harus melanjutkan dukungan kami dengan menyediakan lebih banyak bahan pangan bagi warga Ukraina untuk menghadapi musim dingin tanpa listrik,” ujar Borell. Perusahaan listrik milik negara Ukrenergo menyatakan pada hari Senin bahwa pihaknya terpaksa melanjutkan pemadaman darurat reguler di daerah-daerah di seluruh negeri setelah kemunduran dalam upayanya untuk memperbaiki infrastruktur energi. Beberapa pembangkit listrik harus melakukan pemadaman darurat semengtara permintaan listrik meningkat karena cuaca musim dingin bersalju telah tiba, menurut Ukrenergo. “Setelah penyebab pemadaman darurat dihilangkan, unit pembangkit akan kembali beroperasi untuk mengurangi defisit dalam sistem kelistrikan dan mengurangi jumlah pembatasan bagi konsumen,” menurut pernyataan itu. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan pada Minggu malam bahwa pasukan Rusia "sedang mempersiapkan serangan baru, dan selama mereka memiliki misil, mereka tidak akan berhenti." Dia bertemu dengan pejabat senior pemerintah untuk membahas tindakan apa yang harus diambil. “Minggu yang akan datang bisa sama sulitnya dengan minggu yang lalu,” menurut prediksinya. Rusia telah melakukan pengeboman rudal besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina hampir setiap minggu sejak awal Oktober. Setiap rentetan serangan memiliki efek yang lebih besar daripada yang terakhir karena kerusakan terakumulasi dan musim dingin yang sangat dingin.    

Topik:

Rusia Ukraina NATO