Palestina Berada di Ambang Kehancuran Total, Fadli Zon: Israel Negara Teroris

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 13 November 2023 08:05 WIB
Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon (Foto: Ist)
Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, mendesak Sidang Parlemen Asia atau Asian Parliamentary Assembly (APA) untuk tetapkan Israel sebagai pelaku genosida, penjahat perang dan negara teroris. 

Sebagai Ketua Delegasi Indonesia dan Wakil Presiden Dunia untuk Palestina, Fadli mendorong negara-negara dunia mengambil langkah konkret menghentikan perang yang praktiknya adalah genosida terhadap warga sipil Palestina, khususnya anak-anak dan perempuan.

Ia juga meminta negara-negara di dunia termasuk anggota Parlemen Asia untuk mengucilkan Israel dan memutuskan hubungan apapun dengan Israel.

"Parlemen Anggota APA harus menunjukkan pesan sekuat mungkin dan harus dinyatakan dalam resolusi Asian Parliaments’ Unwavering Support for the Palestinian People. Ini akan memperkuat peran parlemen dunia dalam menyelesaikan konflik, termasuk di Palestina," ungkap Fadli di forum APA, Baghdad, Irak, Sabtu (11/11).

Mengenai perkembangan terkini antara Palestina-Israel, Fadli mengutuk keras kekejaman Israel atas Palestina. Tindakan Israel bukan hanya mencabik rasa kemanusiaan dan merobek HAM tapi juga mempertontonkan kebiadaban paripurna.

"Israel melakukan serangan tanpa pandang bulu untuk melenyapkan semua warga Palestina. Dengan segala cara menghancurkan bangunan rumah, apartemen, rumah sakit, sekolah, dan obyek sipil lainnya. Israel mengabaikan hukum internasional bahkan hukum perang. Israel harus dituntut melakukan kejahatan perang dan tindakan genosida di Gaza," tuturnya.

Ia berharap komunitas internasional mampu memberikan tekanan ganda kepada Israel untuk menghentikan agresi militernya terhadap rakyat Gaza melalui gencatan senjata total.

Selain itu, menurutnya, negara di seluruh dunia perlu menggunakan pengaruh untuk mendesak Israel agar berhenti melakukan tindakan yang melanggar HAM, di antaranya dengan mencabut blokade total terhadap Gaza.

"Komunitas internasional harus lebih obyektif dan adil dalam menilai situasi di Palestina dan tidak menggunakan standar ganda dan pandangan yang sempit. Tindakan seperti ini tak akan menyelesaikan akar permasalahan bahkan tidak membantu proses perundingan perdamaian," tutup Fadli.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan yang diterima, lebih dari 11.000 warga Palestina tewas, termasuk lebih di antaranya adalah 4.500 anak-anak. Selama perang berlangsung, banyak korban dari pihak Palestina terjebak di bawah reruntuhan serta mengalami pengepungan oleh Israel.

Sehingga akses terhadap kebutuhan vital seperti bahan bakar, makanan, dan listrik sulit diperoleh. Israel kemudian menghalangi akses tersebut dengan sengaja.

Rata-rata setiap satu anak Palestina tewas dan dua lainnya terluka setiap 10 menit serangan Israel. Israel juga menyerang sejumlah rumah sakit besar di Gaza, kini Palestina berada di ambang kehancuran total. (DI)