Sempat Ingin diboikot, Begini Sejarah Kedai Kopi Kekinian "Starbucks"

Ela Liansa Sabila
Ela Liansa Sabila
Diperbarui 17 November 2023 13:42 WIB
(Foto : Ilustrasi Kedai Kopi Starbucks di New York Amerika Serikat)
(Foto : Ilustrasi Kedai Kopi Starbucks di New York Amerika Serikat)

Jakarta, MI - Imbas perang antara Israel dan Palestina, beberapa produk yang diduga berpartisipasi untuk mendukung israel sempat menjadi bahan perbincangan dan akan diboikot oleh beberapa negara di belahan dunia, salah satunya adalah kedai kopi kekinian "Starbucks".

Setelah pernyataannya di official instagram starbucks, team MonitorIndonesia merangkum rentetan sejarah singkat dari kedai kopi yang banyak dicintai oleh masyarakat ini.

Starbucks didirikan pada tahun 1971 oleh tiga orang laki-laki, Jerry Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Seigl. Saat itu ketiganya merupakan pemanggang, pengecer kacang utuh dan kopi bubuki, serta teh dan repmah-rempah di satu toko di pasar Pike Place di Seattle. Kegemaran mereka akan teh dan kopi tersebut yang melatar belakangi Starbucks didirikan. Nama Starbucks diambil dari nama tokoh di novel Moby Dick. Moby Dick adalah novel klasik karya Herman Melville yang terbit tahun 1851. Di tahun 1980, Seigl memutuskan keluar dari Starbucks. Kemudian Baldwin menjabat sebagai presiden Starbucks.

Tahun 1981, seorang sales peralatan dapur mengunjungi gerai Starbucks. Schultz kemudian terpesona dengan gerai kopi ini dan memutuskan berkarir di Starbucks.
Schultz menjadi direktur marketing dan operasional retail Starbucks. Howard Schultz mulai bekerja di Starbucks pada tahun 1982. Ia bertugas untuk meningkatkan penjualan dengan berbagai strategi. Schultz mengajarkan skill sales pada pegawai agar pelayanan lebih baik.
Ia juga membuat brosur agar pelanggan lebih mudah mempelajari produk Starbucks.
Tahun 1983, Schultz mengunjungi Italia untuk menghadiri sebuah pameran. Ia terkagum-kagum dengan cafe yang ada di negara tersebut. Schultz ingin Starbucks menggunakan konsep cafe yang ada di Italia. Namun gagasan ini ditolak oleh Baldwin dan Bowker. Sampai akhirnya Schultz memutuskan keluar dari Starbucks tahun 1985. Gerai ini populer dalam waktu singkat.

Pada Maret 1987, Starbucks dijual oleh Baldwin dan Bowker. Starbucks kemudian dibeli oleh Schultz. Dengan segera ia menggabungkan merek Starbucks dengan konsep cafe. Setelah dibuka pada 1992, Starbucks langsung digemari banyak orang. Di awal abad ke 21 ini, Starbucks berhasil membuka lebih dari 30,000 lebih gerai di seluruh dunia.

(ELS)