Kerusuhan Irlandia Intai Imigran, KBRI London Minta WNI Menghindar

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 25 November 2023 10:36 WIB
Polisi Irlandia mencoba membubarkan demonstrasi  di pusat kota Dublin (Foto: AP)
Polisi Irlandia mencoba membubarkan demonstrasi di pusat kota Dublin (Foto: AP)

Jakarta, MI - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London menyampaikan imbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Irlandia. Imbauan itu sebagai tanggapan atas kekerasan yang terjadi di Dublin pada hari Kamis, 23 November waktu setempat.

"Kepada seluruh WNI yang berada di Irlandia, khususnya Dublin untuk mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktifitas di luar rumah," tertulis dalam pernyataan di akun Instagram resmi, dikutip Sabtu (25/11).

Selain itu, KBRI London juga meminta WNI di Dublin untuk mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat. Diimbau agar terus memantau komunikasi di media sosial KBRI London dan komunitas WNI setempat.

Terakhir, WNI diminta untuk menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat pengumpulan kelompok demonstran.

"Dalam keadaan darurat, hubungi 112 atau 999, atau hotline kekonsuleran KBRI London +447795105477 dan +447425648007," pungkas KBRI London.

Dublin berdarah pada pekan ini, menyusul para pengunjuk rasa yang terlibat bentrokan dengan polisi, membakar kendaraan dan menjarah toko-toko.

Ini terjadi setelah laporan bahwa tiga anak kecil terluka dalam serangan pisau di Parnell Square East di Dublin Utara. Seorang anak perempuan berusia lima tahun mengalami luka serius, dan dua anak lainnya dibawa ke rumah sakit.

Dua orang dewasa, seorang wanita dan tersangka pelaku serangan, juga menderita luka.

Pada awalnya, desas-desus di media sosial tentang kewarganegaraan pelaku, yang dikaitkan dengan imigran, muncul. Meskipun pihak berwenang hanya menggambarkannya sebagai seorang pria berusia lima puluh tahun.

Drew Harris, kepala polisi, menuduh kelompok sayap kanan bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi. Ia sempat memperingatkan tentang penyebaran informasi yang tidak benar.

Diketahui dalam demo tersebut, beberapa pengunjuk rasa membawa tanda bertuliskan "Kehidupan Irlandia Penting". Mereka mengibarkan bendera Irlandia di lingkungan tempat tinggal komunitas imigran dalam jumlah besar.

"Rakyat Irlandia diserang oleh sampah-sampah ini," kata seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP.

Pemerintah Irlandia memperkirakan terdapat defisit ratusan ribu rumah bagi masyarakat umum, menandakan krisis perumahan yang berkelanjutan.

Reaksi balik dari pencari suaka dan pengungsi dipicu oleh ketidakpuasan umum. Sebaliknya, politisi sayap kanan telah mendorong sentimen anti-imigrasi dalam demonstrasi dan di media sosial dengan mengatakan "Irlandia penuh." (Ran)