PBB Sebut Rafah di Ujung Tanduk

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 11 Mei 2024 14:16 WIB
Penyerangan Israel terhadap Rafah (Foto: Istimewa)
Penyerangan Israel terhadap Rafah (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan situasi Kota Rafah, Palestina dalam kondisi mengkhawatirkan. Serangan udara Israel ke arah Gaza Selatan, mengancam jutaan nyawa warga Palestina di Rafah.

"Situasi di Rafah berada di ujung tanduk, karena serangan udara juga terus berlanjut di seluruh Gaza Selatan. Lebih dari satu juta warga Palestina, setengahnya adalah anak-anak, berkerumun di kantor pemerintah Kota Rafah untuk mencari perlindungan,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres dalam konferensi pers di Nairobi, Kenya, seperti dikutip laman AFP, Sabtu (11/5/2024).

Tidak hanya serangan udara, Guterres mengatakan, Israel juga melakukan operasi darat dalam membombardir wilayah Rafah. Hal tersebut, dinilai PBB, dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan yang hebat.

Oleh sebab itu, Guterres menyebut, PBB sampai saat ini berupaya memfasilitasi penyaluran pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Terlebih, penyaluran bantuan kemanusiaan itu terhambat akibat blokade ketat Israel, di perbatasan Rafah maupun Kerem Shalom.

"Mitra-mitra kami di bidang kesehatan memberi tahu, semua fasilitas medis utama di Rafah tidak dapat diakses atau dioperasikan. Termasuk, departemen dialisis yang masih beroperasi di Gaza,” ucapnya.

Kemudian, Guterres menuturkan, sekitar 100 ribu warga Palestina mengungsi dari Rafah menuju utara. Namun sayang, badan-badan kemanusiaan tidak memiliki tenda atau persediaan makanan tersisa di wilayah Gaza selatan.

"Apa yang terjadi di Gaza mempunyai dampak besar di Tepi Barat yang diduduki. Kita melihat lonjakan kekerasan pemukim, penggunaan kekuatan berlebihan oleh Pasukan Pertahanan Israel (militer), pembongkaran, dan penggusuran,” kata Guterres.

Topik:

PBB Israel Rafah