Iran Curiga Israel Mau Lenyapkan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Juni 2024 14:54 WIB
Pendukung menyaksikan siaran pidato Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah di Beirut, Lebanon, Jumat (3/11/2023) (Foto: Bloomberg)
Pendukung menyaksikan siaran pidato Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah di Beirut, Lebanon, Jumat (3/11/2023) (Foto: Bloomberg)

Lebanon Selatan, MI - Iran telah memperingatkan Hizbullah mengenai rencana Israel untuk membunuh Sekretaris Jenderal gerakan tersebut, Hassan Nasrallah.

Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, yang dilansir Middle East Monitor, Sabtu (22/6/2024), seorang utusan Iran tiba di Beirut segera setelah pembunuhan Taleb Sami Abdullah, komandan unit Nasr Hizbullah di Lebanon selatan.

Utusan tersebut bertemu dengan rekan-rekan dekat Nasrallah di sebuah ruangan tertutup untuk menyampaikan "keprihatinan Iran--yang juga dirasakan oleh Hizbullah--bahwa Israel sekarang menargetkan Nasrallah sendiri."

Rai Al-Youm mengatakan, surat kabar Israel tersebut menambahkan bahwa Hizbullah telah lama meyakini bahwa Israel tidak berniat melenyapkan Nasrallah, terlepas dari kepemimpinannya selama 32 tahun terhadap gerakan Syiah Lebanon.

Meskipun Nasrallah tetap menjadi tokoh yang paling menonjol di Hizbullah, surat kabar tersebut menyebutkan bahwa laporan-laporan yang menyebutkan nama-nama calon penggantinya sering kali membuatnya resah.

Diyakini bahwa Tel Aviv telah membocorkan informasi semacam itu untuk melemahkannya dan menciptakan ketegangan internal dalam kepemimpinan Hizbullah.

Yedioth Ahronoth juga melaporkan bahwa agen mata-mata Mossad rupanya "mengetahui dengan pasti di mana pemimpin Hizbullah berada pada saat tertentu; bahkan jika ia berpindah lokasi, Israel mendapatkan informasi dengan baik."

Terlepas dari peningkatan keamanan di sekelilingnya, mantan kepala Mossad Yossi Cohen baru-baru ini menyatakan bahwa Israel mengetahui lokasi pasti Sekretaris Jenderal Hizbullah, dan dapat melenyapkannya kapan saja.

Dia mengklaim bahwa jika sebuah keputusan dibuat untuk menyelesaikan masalah dengan Nasrallah, Israel dapat melakukannya kapan saja.

Penargetan para pemimpin Hizbullah di Lebanon oleh Israel yang terus berlanjut, yang telah menewaskan lebih dari 300 orang, menimbulkan pertanyaan mengenai tujuan strategis di balik pembunuhan tersebut, terutama di tengah persiapan yang diumumkan oleh para pejabat Israel untuk berperang di wilayah perbatasan utara.